104. SEPUTAR AMAR MARUF NAHI MUNGKAR DAN YATIM


يَا عَلِيُّ: مَنْ أَمَرَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَى عَنِ الْمُنْكَرِ أَرْغَمَ اللهُ أَنْفَ عَدُوِّهِ، وَمَنْ صَدَقَ فِي أُمُورِهِ غَضَبَ اللَّهُ لِغَضَبِهِ، وَإِذَابَكَى الْيَتِيمُ اهْتَزَّ الْعَرْشُ فَيُقَالُ: يَا جِبْرِيلُ وَسِعَ النَّارُ لِمَنْ أَبْكَاهُ وَوَسِعَ الْجَنَّةُ لِمَنْ أَضْحَكَهُ.

Terjemahan

"Wahai Ali, barang siapa yang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, Allah akan memalukan musuh-musuhnya. Dan barang siapa yang jujur dalam urusannya, Allah akan marah atas kemarahan-Nya. Dan jika seorang anak yatim menangis, maka 'Arsy Allah berguncang, lalu dikatakan: Wahai Jibril, api neraka luas bagi orang yang membuatnya menangis, dan surga luas bagi orang yang membuatnya tertawa."

Dalil dari Al-Qur'an

1.     Perintah untuk Menyuruh Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran: Allah berfirman dalam Al-Qur'an: Surah Al-Imran (3:104) 

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُوْلَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.

Terjemahan: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Imran: 104)

2.     Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak Yatim: Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: Surah Al-Baqarah (2:220) 

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى ۚ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تَخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.

Terjemahan: "Mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim. Katakanlah: 'Memperbaiki keadaan mereka adalah baik. Jika kamu mencampurkan urusan mereka dengan urusanmu, maka mereka adalah saudaramu.' Dan Allah mengetahui siapa yang berbuat kerusakan dan siapa yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 220)

Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

1.     Menjaga Lingkungan: Seorang individu yang melihat orang lain membuang sampah sembarangan mungkin merasa berkewajiban untuk menegur dan memberitahu mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Ini adalah contoh memerintahkan kepada kebaikan.

2.     Mengulurkan Tangan kepada Anak Yatim: Dalam masyarakat, terdapat banyak anak yatim yang membutuhkan perhatian dan dukungan. Mengadopsi atau memberikan dukungan moral dan material kepada mereka adalah salah satu cara kita berkontribusi dalam menjadikan mereka bahagia dan menghindari tangisan mereka.

3.     Kejujuran dalam Bisnis: Seorang pebisnis yang selalu jujur dalam transaksi dan tidak menggunakan tipu daya untuk mendapatkan keuntungan lebih menunjukkan integritasnya. Kejujuran ini tidak hanya mendatangkan berkah dalam bisnisnya tetapi juga menciptakan lingkungan bisnis yang sehat.

Kesimpulan

Hadits ini menekankan pentingnya peran kita dalam menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, serta dampak emosional dari perlakuan kita terhadap anak yatim. Dalam hidup sehari-hari, tindakan kecil kita dapat memiliki dampak yang besar, baik dalam hubungan sosial maupun dalam kedekatan kita dengan Allah. Mari kita berusaha untuk menjadi agen perubahan positif di masyarakat dengan mengajak kepada kebaikan dan peduli terhadap sesama, khususnya anak-anak yatim.

 

aada beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang membahas tentang anak yatim. Salah satunya adalah Surah Ad-Dhuha ayat 9 yang berbunyi, "Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang." Ayat ini menunjukkan pentingnya memperlakukan anak yatim dengan baik dan penuh perhatian. Ada juga ayat lain seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 220 yang menekankan pentingnya mengurus dan memperhatikan hak-hak anak yatim.

 

MENYAYANGI ANAK YATIM

 

والذي بَعَثَني بالحَقِّ لا يُعَذِّبُ اللهُ يومَ القيامةِ مَن رَحِمَ اليَتيمَ، وأَلان له في الكلامِ، ورَحِمَ يُتمَه وضَعْفَه

 

Artinya : demi Allah yang mengutus aku dengan benar. Tidaklah Allah mengazab pada hari kiamat bagi orang yang menyayangi yatim dan melemah lembut kan perkataannya dan menyayangi karena keyatimannya dan kelemahannya [HR. Tabrani]

 

Jadi kita menyayangi karena keyatimannya maka ia mendapatkan pahala besar, begitu juga sebaliknya jika ia memarahi anak karena keyatimannya maka dosa besar baginya.

Maka kita harus menyayangi yatim anak sendiri [bagi ibunya] atau menyayangi yatim lain

 

Dalam agama tidak ada istilah bagi yang ibunya meninggal walaupun di Indonesia ada istilah piatu.

 

اليتيم هو من مات عنه أبوه وهو صغير لم يبلغ الحلم؛ أي قبل البلوغ. وهناك اللطيم وهو الذي فقد كلا الوالدين

اليتيم: هو الذي مات أبوه لا أمه، الذي ماتت أمه ما يسمى يتيمًا، اليتيم: الذي مات أبوه وهو صغير قبل أن يبلغ، فإذا بلغ الحلم زال عنه اسم اليتم، إذا كمل خمسة عشر سنة، أو أنزل المني عن شهوة، أو أنبت الشعر الخشن حول الفرج صار رجلًا، ولم يكن يتيمًا، والمرأة كذلك إذا حاضت أو بلغت خمسة عشر سنة، أو أنبتت الشعرة التي حول الفرج أو أنزلت المني عن شهوة في الليل أو في النهار بالاحتلام صارت امرأة.

 

Hadits Abu Daud Nomor 4482

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَامْرَأَةٌ سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ كَهَاتَيْنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوْمَأَ يَزِيدُ بِالْوُسْطَى وَالسَّبَّابَةِ امْرَأَةٌ آمَتْ مِنْ زَوْجِهَا ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ حَبَسَتْ نَفْسَهَا عَلَى يَتَامَاهَا حَتَّى بَانُوا أَوْ مَاتُوا

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kelak pada hari kiamat aku bersama wanita yang kedua pipinya kehitam-hitaman (karena sibuk bekerja dan tidak sempat berhias) seperti ini -Yazid memberi isyarat dengan jari tengah dan jari telunjuk-. Yaitu seorang wanita janda yang ditinggal mati oleh suaminya; mempunyai kedudukan dan berwajah cantik, ia menahan dirinya (tidak menikah) untuk merawat anak-anaknya hingga mereka dewasa atau meninggal." (Abu Daud)

 

والسفع في الخد بمعنى: سواد في الخد، وكأنه الناشئ عن تعب ومشقة وعدم اهتمام بالنفس.

Perempuan yang tidak terawat mukanya karena sibuk mengurus anak akan  bersama nabi. Berarti Perempuan tersebut tidak lagi menginginkan suami untuk nikah lagi. Karena kalau Perempuan terawat mukanya pasti dia pengen nikah lagi.

Padahal dia cantik tapi tidak mau nikah lagi karena ingin membesarkan anaknya yang yatim.

 

Hadits Ibnu Majah Nomor 3670

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَالَ ثَلَاثَةً مِنْ الْأَيْتَامِ كَانَ كَمَنْ قَامَ لَيْلَهُ وَصَامَ نَهَارَهُ وَغَدَا وَرَاحَ شَاهِرًا سَيْفَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَكُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ أَخَوَيْنِ كَهَاتَيْنِ أُخْتَانِ وَأَلْصَقَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengurus tiga anak yatim maka ia ibarat orang yang melakukan qiyamul lail pada malam harinya, berpuasa pada siang harinya, berangkat pagi dan sore hari dengan pedang terhunus di jalan Allah, aku dan dia berada di surga seperti dua saudara sebagaimana dua ini yang bersaudara." Dan beliau menempelkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah."[ (Ibnu Majah)

 

Misalnya dalam 1 bulan 1 anak yatim butuh 300.000 dan 3 orang jadi 900.000, untuk makan dan sekolahnya maka ia mendapatkan ganjaran seperti hadits di atas

 

خَيْر بَيْت فِي الْمُسْلِمِينَ بَيْت فِيهِ يَتِيم يُحْسَن إِلَيْهِ. وَشَرّ بَيْت فِي الْمُسْلِمِينَ بَيْت فِيهِ يَتِيم يُسَاء إِلَيْهِ

 

Artinya, “Sebaik-baiknya rumah di kalangan umat Islam adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim  yang diperlakukan dengan baik. Dan seburuk-buruknya rumah di kalangan umat Islam adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim  yang diperlakukan dengan buruk.” (HR Abu Hurairah).

 

 أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُما شَيْئًا

Artinya, “Aku dan orang yang merawat anak yatim seperti ini dalam surga.” Kemudian nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah,

 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِىِّ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ: امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ

Artinya, “Dari Abu Hurairah, bahwa terdapat seorang laki-laki mengadu kepada nabi tentang hatinya yang keras, maka nabi bersabda: Berilah makanan kepada orang miskin, dan usaplah kepala anak yatim.”

 

Terdapat tiga alasan kenapa kita diharuskan menjaga dan merawat anak yatim, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh ‘Alauddin al-Baghdadi dalam kitab Tafsir Lubabut Ta’wil fi Ma’ani at-Tanzil, yaitu;

1.     karena anak yatim masih sangat kecil dan tidak bisa mengatur pola kehidupannya;

2.     karena kesendiriannya (ditinggal seorang ayah); dan

3.     karena tidak adanya orang yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Rasulullah mengajarkan kalau punya harta sedekah dengan hartanya, kalau yang punya ilmu sedekah dengan ilmunya, bahkan bisa sedekah dengan senyumnya.

Maka sedekah bisa dengan apa saja, dan bisa dengan apa saja untuk memuliakan yatim. Maka di bulan ini siapa yang diberikan rizki oleh Allah maka dekatlah dengan  yatim, bantu makan dan pendidikannya, minimal usap kepalanya penuh kasih sayang sebagai bagian dari cinta kita kepada anak yatim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

106. CALON PENGHUNI SURGA

95. FADILAH SURAT AL-MULK