101

101

 

قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: إِبْدَأْ مَنْ لَقِيتَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ بِالسَّلَامِ، يَكْتُبُ اللهُ لَكَ عِشْرِينَ حَسَنَةً، وَرُدَّ السَّلَامَ فَاللهُ يَكْتُبُ لِمَنْ رَدَّهُ أَرْبَعِينَ حَسَنَةً.

Rasulullah bersabda: "Mulailah memberikan salam kepada siapa saja yang kamu temui dari kalangan Muslim, maka Allah akan mencatat bagimu dua puluh pahala. Dan jika kamu membalas salam, maka Allah akan mencatat bagimu empat puluh pahala."

 

Dalil dari Al-Qur'an

Perintah untuk memberikan salam dan bersikap baik terhadap sesama Muslim juga terdapat dalam Al-Qur'an, seperti dalam Surah An-Nur (24:61): 

لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى أَنفُسِكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا مِن بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ إِخْوَانِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَخَوَاتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أَقْرَبِيكُمْ أَوْ بُيُوتِ صَدِيقِكُمْ أَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَفَاتِيحَهُ أَوْ صَدِيقِكُمْ أَوْ تَقُولُوا لَكُمْ سَلامٌ عَلَيْكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ حَرَجٌ فِي ذَلِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا.

Terjemahan: "Tidak ada dosa bagi orang buta, tidak pula bagi orang pincang, dan tidak pula bagi orang sakit, jika mereka tidak makan dari rumah-rumah kalian atau rumah-rumah ayah-ayah kalian, atau rumah-rumah ibu-ibu kalian, atau rumah-rumah saudara-saudara kalian, atau rumah-rumah saudara-saudara perempuan kalian, atau rumah-rumah kerabat kalian, atau rumah-rumah teman-teman kalian, atau rumah-rumah yang kalian miliki kuncinya. Dan tidak ada dosa bagi kalian untuk makan bersama mereka. Jika kalian saling memberi salam, maka tidak ada dosa bagi kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nur: 61)

 

Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

1.    Memberikan Salam kepada Teman: Ketika bertemu teman di kampus atau tempat kerja, seseorang bisa mengucapkan "Assalamu Alaikum" sebagai ungkapan kedamaian dan persahabatan. Dengan memberikan salam, ia tidak hanya menciptakan suasana yang hangat, tetapi juga mendapatkan pahala.

2.    Bersikap Ramah kepada Tetangga: Dalam kehidupan sehari-hari, ketika bertemu dengan tetangga, seseorang sebaiknya memberikan salam sebagai bentuk penghormatan. Ini juga dapat memperkuat hubungan antar tetangga dan menciptakan rasa saling menghargai.

3.    Membangun Hubungan dalam Komunitas: Saat berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atau masjid, memberikan salam kepada semua orang yang dijumpai dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan saling mendukung antar anggota komunitas. Misalnya, sebelum memulai diskusi atau pertemuan, memulai dengan salam akan menciptakan suasana yang lebih positif.

 

Kesimpulan

Hadits ini menekankan pentingnya memberikan salam sebagai cara untuk membangun hubungan yang baik dan meningkatkan pahala. Dengan memulai interaksi dengan salam, kita tidak hanya mendoakan keselamatan dan kedamaian untuk orang lain, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan persaudaraan di antara sesama Muslim. Ini adalah tindakan sederhana namun berdampak besar dalam menciptakan lingkungan yang penuh kasih dan saling menghargai.

 

 

 

Salam itu sebelum bicara

السلام قبل الكلام

و يصافحه

·       Kalau dia memulai dg assalamualaikum... maka kita tambahkan wasallamualaukum wasallamualaukum wabarakatuh

·       Salam dan menjawab Salam itu hanya untuk laki-laki ke laki-laki dan perempuan ke perempuan

·       Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim dan berbicara tentang pentingnya iman dan cinta kasih di antara sesama muslim serta bagaimana menyebarkan cinta itu. Berikut adalah penjelasan hadits tersebut:

·       Teks Hadits:

لا تدخلوا الجنةَ حتى تؤمِنوا ، و لا تؤمنوا حتى تحابُّوا ، ألا أدلُّكم على ما تحابُّون به ؟ قالوا : بلى ، يا رسولَ اللهِ ، قال : أَفشوا السلامَ بينَكم

Terjemahan:

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Mereka menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Sebarkanlah salam di antara kalian.”

Penjelasan Hadits:

1. Kaitan Iman dengan Surga: Rasulullah menjelaskan bahwa syarat utama untuk masuk surga adalah iman. Hal ini menunjukkan bahwa iman adalah kunci utama menuju kehidupan akhirat yang baik.

2. Kaitan Iman dengan Cinta Kasih: Iman yang sempurna tidak hanya ditunjukkan dengan keyakinan dalam hati, tetapi juga dengan perilaku baik terhadap orang lain. Salah satu tanda iman yang sempurna adalah adanya cinta kasih di antara sesama muslim.

3. Cara Menumbuhkan Cinta: Rasulullah menawarkan solusi praktis untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang di antara umat muslim, yaitu dengan menyebarkan salam. Salam bukan sekadar ucapan, tetapi merupakan doa keselamatan dan kesejahteraan bagi orang lain. Ucapan salam mengandung makna persaudaraan dan perdamaian, yang dapat mempererat hubungan antar sesama.

4. Makna ‘Afsyus Salam’ (Sebarkan Salam): Menyebarkan salam memiliki makna yang mendalam. Ini bukan hanya tentang mengucapkan “Assalamu’alaikum,” tetapi juga mengandung semangat persaudaraan, perhatian, dan kedamaian yang menyatukan hati. Dengan memulai interaksi dengan salam, seseorang menciptakan suasana positif yang mendorong rasa saling menghormati dan mencintai.

Implikasi dalam Kehidupan: Hadits ini mengajarkan bahwa iman tidak hanya diukur dari ibadah personal saja, tetapi juga dari sikap kita terhadap sesama. Dengan menyebarkan salam dan berbuat baik kepada orang lain, kita memperkuat persaudaraan dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan cinta dan kedamaian, yang pada gilirannya mendekatkan kita kepada surga.

 

القرآن الكريم - تفسير ابن كثير - تفسير سورة النساء - الآية 86. وقوله : ( وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها ) أي : إذا سلم عليكم المسلم ، فردوا عليه أفضل مما سلم ، أو ردوا عليه بمثل ما سلم [ به ] فالزيادة مندوبة ،

 

Berikut terjemahan dari kutipan tersebut:

Firman Allah Ta'ala: "Dan apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah dengan yang serupa."

Maknanya: Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepadamu, balaslah salam tersebut dengan yang lebih baik daripada yang dia ucapkan, atau balaslah dengan salam yang serupa. Maka, memberi tambahan salam itu dianjurkan (sunnah), tetapi membalas dengan salam yang setara itu diperbolehkan (mubah).

Tafsir ini menjelaskan bahwa ketika seseorang mengucapkan salam, kita dianjurkan untuk membalasnya dengan lebih baik, seperti menambahkan doa keberkahan, namun membalas dengan salam yang setara pun tetap memenuhi syariat.

Makna "As-Salam" secara bahasa dan istilah dalam kalimat "أفشوا السلام بينكم":

1. Secara Bahasa (Lughatan): "As-Salam" (السلام) berasal dari akar kata س-ل-م yang berarti kedamaian, keselamatan, perlindungan, dan bebas dari segala bahaya atau kerusakan. Dalam konteks bahasa Arab, "salam" bermakna keamanan, ketenteraman, dan jauh dari gangguan atau kerugian. Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan keadaan damai dan harmonis.

2. Secara Istilah (Istilahan): Dalam konteks syariat Islam, "As-Salam" merujuk pada ucapan salam, yaitu "السلام عليكم" yang berarti "Semoga keselamatan tercurah untukmu." Ucapan ini adalah doa agar orang yang disalami mendapatkan perlindungan, kedamaian, dan kesejahteraan dari Allah.

 

Tata cara salam

Terjemahan:

Bab 133: Adab-Adab Salam

1.    Hadits No. 857 Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah bersabda: "Yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk, dan yang jumlahnya sedikit memberi salam kepada yang lebih banyak." (Muttafaq 'alaih – disepakati oleh Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Bukhari disebutkan: "Dan yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua."

2.    Hadits No. 858 Dari Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan al-Bahili ra., dia berkata: Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling dekat dengan Allah adalah yang memulai salam." (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang baik).

3.    Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Umamah ra., dikatakan: "Wahai Rasulullah, dua orang bertemu, siapa yang harus memulai salam?" Beliau bersabda: "Yang paling dekat kepada Allah Ta’ala adalah yang memulai salam." Tirmidzi berkata: "Ini adalah hadits hasan."

 

وقال صلى الله عليه وسلم إن الملائكة تعجب من المسلم يمر على المسلم ولا يسلم عليه : وقال عليه السلام:  يسلم الراكب على الماشي ، وإذا سلم من القوم واحد أجزأ عنهم وقال قتادة كانت تحية من كان قبلكم السجود فأعطى الله هذه الأمة السلام وهي تحية أهل الجنة،

Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya malaikat merasa takjub terhadap seorang muslim yang melewati muslim lainnya tetapi tidak memberi salam kepadanya."

Dan Rasulullah juga bersabda: "Yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan. Jika salah seorang dari suatu kaum memberi salam, maka itu cukup mewakili mereka."

Qatadah berkata: "Dahulu, penghormatan orang-orang sebelum kalian adalah dengan sujud. Maka Allah memberikan kepada umat ini penghormatan dengan salam, yang merupakan penghormatan penduduk surga."

Penjelasan: Hadits ini menjelaskan keutamaan memberi salam sebagai bentuk penghormatan yang telah diberikan Allah kepada umat Islam, menggantikan tradisi penghormatan dengan sujud yang ada pada umat-umat sebelumnya. Salam juga merupakan tanda penghormatan yang kelak menjadi ciri di surga.

 

آداب السلام

١.١ الراكب يسلم على الماشي

١.٢ الإحسان في الرد على السلام

١.٣ السلام عند دخول البيت

١.٤ السلام بوجه بشوش

١.٥ التسليم ثلاثاً إذا لم يُسمع سلامه

١.٦ عدم السلام والرد أثناء قضاء الحاجة

١.٧ السلام على من يعرف ومن لا يعرف

١.٨ إلقاء السلام قبل مفارقة المجلس

آداب السلام يستحب إفشاء السلام بين المسلمين؛ لما له من أثر في ترابط الناس ومحبتهم، بدليل قول النبي -صلى الله عليه وسلم-: (لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا، أوَلا أدُلُّكُمْ علَى شيءٍ إذا فَعَلْتُمُوهُ تَحابَبْتُمْ؟ أفْشُوا السَّلامَ بيْنَكُمْ).[١] وللسلام آداب ينبغي للمسلم أن يراعيها، فيما يأتي تفصيل أبرز هذه الآداب:[٢] الراكب يسلم على الماشي ثبت في الحديث النبوي من يجب أن يبدأ بالسلام؛ فيسلم الراكب على الماشي، ويسلم الماشي على القاعد، ويسلم الشخص الواحد على الجماعة، قال -صلى الله عليه وسلم-: (يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ علَى الماشِي، والماشِي علَى القاعِدِ، والقَلِيلُ علَى الكَثِيرِ)،[٣]وقد جاء في رواية أخرى أنّ الصغير يُسلّم على الكبير أيضاً.[٤]

توفيقي: الإحسان في الرد على السلام يستحب للمسلم أن يرد السلام بتحية أحسن منها؛ كأن يقول: "وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته"، وله أن يرد بنفس التحية التي سلم بها عليه الآخر،[٥] وذلك لقوله -تعالى-: (وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا).[٦] السلام عند دخول البيت جاء في سورة النور بعض آداب السلام، ومنها قوله -تعالى- الذي يحثّ على إلقاء السلام عند دخول الرجل بيته أو بيت غيره: (فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ).[٧] السلام بوجه بشوش أن يكون مصاحباً للسلام بشاشة الوجه وانشراح الصدر، بدليل قوله -صلى الله عليه وسلم-: (لا تَحْقِرَنَّ مِنَ المَعروفِ شيئًا، ولو أنْ تَلْقَى أخاكَ بوَجْهٍ طَلْقٍ).[٨

 

Adab-Adab Salam

1.1 Yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan.

1.2 Membalas salam dengan yang lebih baik.

1.3 Memberi salam saat masuk rumah.

1.4 Memberi salam dengan wajah yang ramah.

1.5 Mengucapkan salam tiga kali jika salamnya tidak terdengar.

1.6 Tidak memberi salam dan tidak menjawab salam saat sedang buang hajat.

1.7 Memberi salam kepada orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.

1.8 Mengucapkan salam sebelum meninggalkan majelis.

 

Adab-Adab Salam

Disunnahkan untuk menyebarkan salam di antara kaum Muslimin karena dampaknya yang besar dalam mempererat hubungan dan menumbuhkan kasih sayang di antara mereka. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi : "Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim).

Salam memiliki adab-adab yang harus diperhatikan oleh seorang Muslim. Berikut adalah beberapa adab yang paling utama:

 

1. Yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan:

Ditegaskan dalam hadits Nabi siapa yang seharusnya memulai salam. Yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk, dan seseorang memberi salam kepada sekelompok orang. Nabi bersabda: "Yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua.

 

2. Berbuat Baik dalam Menjawab Salam

Disunnahkan bagi seorang Muslim untuk menjawab salam dengan yang lebih baik, seperti mengucapkan: "Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh." Ia juga boleh membalas dengan salam yang sama dengan yang diberikan kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala: (Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah dengan yang serupa). (QS. An-Nisa: 86).

 

3. Memberi Salam Saat Masuk Rumah

Dalam Surah An-Nur disebutkan beberapa adab salam, termasuk firman Allah yang mendorong untuk memberi salam saat seseorang memasuki rumahnya atau rumah orang lain: (Maka apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam kepada dirimu sendiri dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memahaminya). (QS. An-Nur: 61).

 

4.   Memberi Salam dengan Wajah Ceria

Salam hendaknya disertai dengan wajah yang ceria dan hati yang lapang, sebagaimana sabda Nabi : "Janganlah kamu meremehkan kebaikan sedikit pun, walaupun hanya dengan bertemu saudaramu dengan wajah yang ceria." (HR. Muslim).

 

5.   Mengucapkan Salam Tiga Kali Jika Tidak Terdengar

Seorang Muslim dianjurkan mengulangi salamnya hingga tiga kali jika tidak terdengar oleh orang yang disalaminya. Diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه bahwa Nabi ketika mendatangi suatu kaum dan memberi salam kepada mereka, beliau mengucapkan salam hingga tiga kali. (HR. Bukhari).

 

6.   Tidak Memberi dan Menjawab Salam Saat Buang Hajat

Nabi melarang menjawab salam atau menyebut nama Allah saat sedang buang hajat. Abdullah bin Umar رضي الله عنه meriwayatkan: "Seorang laki-laki melewati Rasulullah yang sedang buang air, lalu orang itu mengucapkan salam, tetapi Rasulullah tidak menjawab salamnya." (HR. Muslim).

 

7.   Memberi Salam kepada Orang yang Dikenal dan Tidak Dikenal

 

Di antara adab menyebarkan salam adalah memberi salam kepada Muslim yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Abdullah bin Amr رضي الله عنه meriwayatkan: "Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah : 'Amalan Islam apa yang terbaik?' Beliau menjawab: 'Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.' (HR. Bukhari).

 

8.   Memberi Salam Sebelum Meninggalkan Majelis

Disunnahkan untuk mengucapkan salam sebelum meninggalkan majelis dan beranjak dari tempat duduk. Abu Hurairah رضي الله عنه meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian sampai di suatu majelis, hendaklah ia mengucapkan salam. Jika ia hendak duduk, maka duduklah. Dan jika ia berdiri hendak pergi, hendaklah ia mengucapkan salam lagi, karena salam yang pertama tidak lebih utama dari yang terakhir." (HR. Abu Dawud).

 

9.   Mengucapkan Salam dengan Suara Nyaring

Adalah kebiasaan Nabi untuk mengucapkan salam dengan suara yang cukup keras, begitu juga ketika menjawab salam. Salah satu makna menyebarkan salam adalah dengan memperdengarkan dan mempublikasikannya di antara manusia.

 

10.            Memberi Salam kepada Anak-anak        

Disunnahkan bagi seorang Muslim untuk memberi salam kepada anak-anak ketika melewati mereka. Diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه bahwa ia pernah melewati sekelompok anak-anak dan memberi mereka salam, lalu ia berkata: "Nabi sering melakukannya." (HR. Bukhari).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

106. CALON PENGHUNI SURGA

95. FADILAH SURAT AL-MULK