melihat hilal


Hadits: 
يَا عَلِيُّ: إِذَا رَأَيْتَ الهلالَ فَهَلْلْ ثَلَاثًا وَكَبِّرْ ثَلَاثًا وَقُلْ اللهُ أَكْبَرُ وَأَعَزُّ وَأَقْدَرُ مِّمَّا أَخَافُ وَأَحْذَرُ.

Terjemahan:

"Wahai Ali, apabila kamu melihat hilal, maka ucapkanlah 'Allahu Akbar' tiga kali, dan berilah pujian kepada Allah tiga kali, dan katakanlah: 'Allah Maha Besar, lebih mulia dan lebih mampu daripada apa yang aku takuti dan aku khawatirkan.'"

Penjelasan:

Hadits ini menjelaskan tata cara berdoa dan bersyukur kepada Allah ketika melihat bulan baru (hilal). Melihat hilal menandai dimulainya bulan baru dalam kalender Islam, yang biasanya terkait dengan bulan Ramadhan, Syawal, atau bulan lainnya. Dalam konteks ini, ada beberapa aspek penting yang perlu dicermati:

1. Keutamaan Melihat Hilal:

Melihat hilal memiliki signifikansi dalam penentuan waktu untuk ibadah, terutama puasa. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga ketepatan dalam menjalankan ibadah.


2. Mengucapkan Takbir dan Puji-Pujian:

Dalam hadits ini, dianjurkan untuk mengucapkan takbir ("Allahu Akbar") dan pujian kepada Allah. Ini mencerminkan rasa syukur dan pengakuan akan kebesaran Allah dalam menciptakan alam semesta.

Takbir adalah ungkapan pujian yang mengingatkan kita akan keagungan dan kekuasaan Allah.


3. Doa Ketika Melihat Hilal:

Ungkapan yang disarankan, "Allah Maha Besar, lebih mulia dan lebih mampu daripada apa yang aku takuti dan aku khawatirkan," menunjukkan sikap tawakal. Ini mengajarkan kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran dan ketakutan kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Dia lebih mampu untuk mengatasi segala masalah yang kita hadapi.


Dalil-Dalil Pendukung:

1. Al-Qur'an:

Allah berfirman:

> "Dan di antara tanda-tanda-Nya adalah malam dan siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari dan bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakan keduanya." (QS. Fussilat: 37).



Ayat ini menunjukkan bahwa bulan dan matahari adalah tanda-tanda kebesaran Allah.


2. Hadits Lain:

Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

> "Apabila kalian melihat hilal, maka berpuasalah, dan apabila kalian melihat hilal (bulan Syawal), maka berbukalah." (HR. Bukhari dan Muslim).



Hadits ini menggarisbawahi pentingnya melihat hilal sebagai penentu waktu ibadah.


3. Kisah Para Ulama:

Para ulama dalam sejarah Islam sering kali memberikan perhatian khusus terhadap penentuan awal bulan melalui pengamatan hilal. Misalnya, Imam Malik menekankan pentingnya kesaksian dalam melihat hilal dan menyarankan agar umat Islam mengucapkan syukur kepada Allah saat melihatnya.

Imam Syafi’i juga menjelaskan metode pengamatan hilal dan pentingnya kebersamaan dalam menentukan awal bulan.


Kesimpulan:

Hadits ini mengajarkan kita bagaimana seharusnya bersyukur kepada Allah ketika melihat hilal. Dengan mengucapkan takbir dan pujian, kita mengingatkan diri kita akan kebesaran-Nya dan menyerahkan segala ketakutan kepada-Nya. Pengamatan hilal tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi merupakan momen untuk mengingat Allah dan bersyukur atas ciptaan-Nya. Ini juga menekankan pentingnya tawakal kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

106. CALON PENGHUNI SURGA

95. FADILAH SURAT AL-MULK