89. للمجرم

 Teks Hadits

"يا علي، وللمجرم ثلاث علامات: حب الفساد، ضر العباد، اجتناب الرشاد."

Terjemah Hadits

"Wahai Ali, orang yang berbuat kejahatan memiliki tiga tanda: mencintai kerusakan, menyakiti hamba Allah, dan menjauhi petunjuk yang benar."

 

Kata “mujrim” (المجرم) berasal dari bahasa Arab yang berarti “orang yang melakukan kejahatan atau dosa besar.” Dalam terminologi Islam, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah, dan melakukan perbuatan yang tercela. Berikut adalah definisi "mujrim" menurut para ulama beserta contohnya:

1. Definisi Menurut Al-Qur'an dan Tafsir Ulama

Dalam Al-Qur'an, istilah "mujrim" sering dikaitkan dengan orang-orang yang melampaui batas, melakukan dosa besar, dan menolak kebenaran. Ulama tafsir menjelaskan kata "mujrim" sebagai berikut:

  • Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa mujrim adalah orang yang melakukan dosa besar dan keburukan, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menolak kebenaran yang datang dari Allah. Mereka adalah orang yang durhaka, menolak petunjuk, dan keras kepala dalam kedurhakaan.
  • Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa mujrim adalah orang yang melakukan kejahatan yang nyata, baik terhadap hak Allah, hak sesama manusia, maupun terhadap hak diri sendiri. Mereka melakukan perbuatan yang melanggar aturan syariat secara terang-terangan.

Contoh dalam Al-Qur'an:

  • Surah Yasin (36:59): "وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ" (Artinya: "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir): ‘Berpisahlah kalian (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berbuat dosa (mujrimun)!’")

Ayat ini menunjukkan bahwa mujrim adalah mereka yang melakukan dosa besar dan dipisahkan dari orang-orang beriman pada Hari Kiamat sebagai bentuk hukuman atas perbuatan mereka.

2. Definisi Menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa mujrim adalah orang yang secara sadar dan sengaja melanggar perintah Allah dan melakukan perbuatan dosa besar. Perbuatan ini termasuk kekafiran, kemunafikan, dan pelanggaran terhadap hak-hak sesama manusia.

Contoh:

  • Kekafiran dan Kemunafikan: Seseorang yang dengan sengaja menolak kebenaran Islam, meskipun hatinya tahu bahwa itu benar. Atau orang yang berpura-pura beriman, tetapi sebenarnya menolak ajaran Islam.
  • Pelanggaran Hak Sesama Manusia: Menyakiti atau membunuh orang lain tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat. Misalnya, pembunuh berencana yang menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja.

3. Definisi Menurut Imam Ibnul Qayyim

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa mujrim adalah orang yang tidak hanya melakukan dosa, tetapi juga terus-menerus dalam kedurhakaan, dan bangga dengan perbuatannya. Mereka adalah orang-orang yang hatinya keras dan menolak untuk bertaubat.

Contoh:

  • Terus-Menerus dalam Kedurhakaan: Orang yang terus-menerus melakukan perbuatan haram seperti minum minuman keras, berjudi, atau zina, tanpa rasa penyesalan atau keinginan untuk bertaubat.
  • Bangga dengan Perbuatan Dosa: Orang yang dengan sengaja memamerkan dosa-dosanya, seperti mengunggah tindakan maksiat di media sosial atau menceritakan perbuatan buruknya kepada orang lain dengan bangga.

4. Definisi Menurut Imam Al-Baghawi

Imam Al-Baghawi menyatakan bahwa mujrim adalah orang yang melakukan dosa besar secara terang-terangan dan tidak merasa bersalah atas perbuatannya. Mereka melanggar hak-hak Allah dan hak-hak manusia dengan penuh kesadaran dan kebanggaan.

Contoh:

  • Melakukan Dosa Besar Terang-Terangan: Misalnya, seorang pemimpin yang korup, menerima suap, dan menyalahgunakan kekuasaan di depan publik tanpa merasa bersalah.
  • Melanggar Hak-Hak Manusia: Seperti penguasa yang menindas rakyatnya, mencuri harta benda mereka, atau merampas hak-hak mereka.

Kesimpulan dan Contoh Umum:

Secara umum, mujrim adalah orang yang melakukan dosa besar dan melampaui batas dalam kedurhakaan kepada Allah dan sesama manusia. Beberapa contoh perbuatan mujrim adalah:

1.  Menyekutukan Allah (Syirik): Orang yang menyembah selain Allah, baik dengan menyembah berhala, orang suci, atau mengikuti ajaran sesat.

2.  Membunuh Tanpa Alasan yang Sah: Seorang pembunuh berencana atau orang yang melakukan pembunuhan tanpa sebab yang dibenarkan syariat.

3.  Korupsi dan Menyalahgunakan Kekuasaan: Pejabat atau pemimpin yang mengambil harta negara untuk kepentingan pribadi, menindas rakyat, dan tidak menjalankan amanah dengan baik.

4.  Melanggar Hak-Hak Orang Lain: Merampas hak orang lain, menipu dalam jual beli, atau melakukan penindasan.

Mujrim bukan hanya orang yang melakukan dosa besar, tetapi juga orang yang tidak merasa bersalah atas perbuatannya dan tidak memiliki keinginan untuk bertaubat atau kembali kepada kebenaran.

 

 

Hadits ini mengandung nasihat dari Rasulullah SAW kepada Sayyidina Ali RA tentang ciri-ciri seorang yang zalim atau jahat (المجرم). Berikut penjelasan syarah dari hadits tersebut beserta dalil Al-Qur'an, hadits, dan perkataan ulama pada setiap bagian katanya.

1. Mencintai Kerusakan (حب الفساد)

Makna:

Kata "حب الفساد" berarti mencintai atau memiliki kecenderungan terhadap segala bentuk kerusakan, baik itu dalam hal agama, moral, maupun kehidupan sosial. Orang yang mencintai kerusakan senang melakukan dosa dan tindakan yang merusak tatanan masyarakat serta kehidupan bermasyarakat.

Dalil Al-Qur'an:

Allah SWT berfirman:

  • "وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ"
    (Artinya: "Dan Allah tidak menyukai kerusakan.")
    — (QS. Al-Baqarah [2]: 205)
  • "وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا"
    (Artinya: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya.")
    — (QS. Al-A’raf [7]: 56)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa Allah SWT sangat membenci segala bentuk kerusakan yang dilakukan di muka bumi, baik itu dalam aspek keimanan, moral, maupun sosial.

Dalil Hadits (Lanjutan):

Rasulullah SAW bersabda:

  • "مَنْ تَرَكَ الطَّاعَةَ وَاتَّبَعَ الْمَعْصِيَةَ فَقَدْ تَحَرَّكَ نَحْوَ الْفَسَادِ، وَمَنْ أَحَبَّ الْفَسَادَ فَقَدْ جَاءَتْهُ دَعْوَةُ الْمُجْرِمِينَ."
    (Artinya: "Barangsiapa yang meninggalkan ketaatan dan mengikuti kemaksiatan, maka ia telah bergerak menuju kerusakan. Dan barangsiapa yang mencintai kerusakan, maka ia telah memasuki golongan para penjahat.")
    — (HR. Ibnu Hibban)

Perkataan Ulama:

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab "Al-Fawaid" mengatakan: "Kerusakan adalah fitnah bagi hati. Setiap orang yang mencintai kerusakan sesungguhnya hatinya telah jauh dari Allah. Kecintaannya terhadap dosa dan kerusakan akan menghalanginya dari kebenaran dan membuatnya terperangkap dalam keburukan."

2. Menyakiti Hamba Allah (ضر العباد)

Makna:

Kata "ضر العباد" berarti menyakiti atau merugikan orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun mental. Ini bisa termasuk perbuatan zalim, fitnah, penindasan, atau perbuatan yang merugikan hak-hak orang lain. Orang yang menyakiti hamba Allah menunjukkan ketidakpedulian dan keburukan moral yang tinggi.

Dalil Al-Qur'an:

Allah SWT berfirman:

  • "وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا"
    (Artinya: "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.")
    — (QS. Al-Ahzab [33]: 58)
  • "لَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ"
    (Artinya: "Dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.")
    — (QS. Al-Baqarah [2]: 190)

Dalil Hadits:

Rasulullah SAW bersabda:

  • "الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ"
    (Artinya: "Seorang Muslim adalah orang yang mana kaum Muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya.")
    — (HR. Bukhari dan Muslim)
  • "كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ"
    (Artinya: "Setiap Muslim itu haram (untuk disakiti) oleh Muslim lainnya, baik darahnya, hartanya, maupun kehormatannya.")
    — (HR. Muslim)

Perkataan Ulama:

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin berkata: "Orang yang menyakiti sesama hamba Allah tidak hanya menodai hubungannya dengan manusia, tetapi juga merusak hubungannya dengan Allah. Sebab, hak-hak manusia adalah bagian dari tanggung jawab seorang hamba di hadapan Tuhan-Nya."

3. Menjauhi Petunjuk yang Benar (اجتناب الرشاد)

Makna:

Kata "اجتناب الرشاد" berarti menjauhi atau menolak kebenaran dan petunjuk yang benar (ar-Rasyad). Orang yang menjauhi petunjuk yang benar biasanya enggan menerima nasihat, menolak ajaran agama yang lurus, dan lebih memilih mengikuti hawa nafsu serta kesesatan.

Dalil Al-Qur'an:

Allah SWT berfirman:

  • "وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ"
    (Artinya: "Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada baginya seorang pun yang dapat memberi petunjuk.")
    — (QS. Az-Zumar [39]: 36)
  • "وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ"
    (Artinya: "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.")
    — (QS. Al-Qashash [28]: 50)

Dalil Hadits:

Rasulullah SAW bersabda:

  • "تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ"
    (Artinya: "Aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya: Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya.")
    — (HR. Malik)
  • "مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ"
    (Artinya: "Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami ini yang tidak termasuk darinya, maka itu tertolak.")
    — (HR. Bukhari dan Muslim)

Perkataan Ulama:

Ibnu Taimiyyah dalam Majmu' Al-Fatawa menyatakan: "Petunjuk yang benar adalah cahaya dari Allah SWT. Menjauhi petunjuk ini adalah tanda kebutaan hati dan kesesatan akal. Orang yang enggan mengikuti kebenaran akan terus terjerumus dalam kesesatan dan kerusakan, hingga ia binasa dalam kebodohannya."

Kesimpulan:

Hadits ini memberikan peringatan tentang tiga tanda orang yang berbuat kejahatan: mencintai kerusakan, menyakiti hamba Allah, dan menjauhi petunjuk yang benar. Masing-masing tanda ini menunjukkan kualitas buruk yang merusak hubungan seseorang dengan Allah, sesama manusia, dan kebenaran. Penting bagi setiap Muslim untuk menjauh dari sifat-sifat tersebut dan berusaha untuk selalu berada di jalan yang diridhai Allah SWT.

 

 

Teks Hadits dengan Harakat:

يَا عَلِيُّ، وَلِلْمُجْرِمِ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ: حُبُّ الْفَسَادِ، ضَرُّ الْعِبَادِ، وَاجْتِنَابُ الرَّشَادِ.

Terjemahan Hadits:

"Wahai Ali, orang yang berdosa (mujrim) memiliki tiga tanda: (1) mencintai kerusakan, (2) menyakiti hamba-hamba Allah, dan (3) menghindari petunjuk yang benar."

Penjelasan Hadits:

1.  Mencintai Kerusakan (حُبُّ الْفَسَادِ):

o    Orang yang mencintai kerusakan memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang merusak, baik itu merusak diri sendiri, lingkungan, maupun masyarakat. Kerusakan ini bisa berupa tindakan yang melanggar hukum agama, sosial, atau merugikan kepentingan umum. Mencintai kerusakan menunjukkan hati yang telah terpengaruh oleh keburukan, dan ini adalah sifat yang sangat tercela dalam Islam.

2.  Menyakiti Hamba-Hamba Allah (ضَرُّ الْعِبَادِ):

o    Menyakiti orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun emosional, adalah tanda lain dari orang yang berdosa. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hak-hak dan kehormatan orang lain. Orang yang suka menyakiti orang lain berarti tidak menghormati ciptaan Allah dan melanggar prinsip-prinsip dasar keadilan dan kasih sayang dalam Islam.

3.  Menghindari Petunjuk yang Benar (وَاجْتِنَابُ الرَّشَادِ):

o    Menghindari petunjuk yang benar berarti mengabaikan nasihat, bimbingan, atau ajaran yang membawa kepada kebenaran dan kebaikan. Orang yang enggan menerima petunjuk biasanya keras hati dan sombong, serta lebih suka mengikuti hawa nafsu yang menjerumuskannya ke dalam kesesatan. Ini adalah tanda orang yang menolak kebenaran dan memilih jalan yang salah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

80 Tanda Orang Dermawan

75 Tanda Orang Berakal