80 Tanda Orang Dermawan

يا علي وللسخي ثلاث علامات: العفو عند المقدرة إخراج الزكاة وحب الصدقات.

Orang yang dermawan mempunyai tiga tanda: Pertama, memaafkan ketika mampu. Kedua, mengeluarkan zakat. Dan Ketiga, suka mengeluarkan shadaqah.

 

السخاء

السخاء والجود من الصفات الحميدة التي يحث عليها الإسلام، وهي تعبر عن كرم النفس واستعداد الإنسان لإعطاء ما لديه من مال أو وقت أو جهد لمساعدة الآخرين. السخي هو الشخص الذي يعطي بسخاء ودون تردد، ويعتبر الكرم والجود من صفات المؤمنين الصالحين.

أهمية وفضل السخاء:

1.    محبة الله: الله يحب الشخص السخي الكريم. قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم:

"إن الله كريم يحب الكرم، ويحب معالي الأخلاق، ويكره سفسافها" (رواه الطبراني).

2.    دخول الجنة: السخاء والجود من الأعمال التي تقرب المسلم إلى الجنة. قال النبي صلى الله عليه وسلم:

"اتقوا النار ولو بشق تمرة، فإن لم تجدوا فبكلمة طيبة" (رواه البخاري ومسلم).

3.    بركة المال: السخاء يزيد في بركة المال ويبارك الله فيه. قال الله تعالى:

"وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه وهو خير الرازقين" (سبأ: 39).

4.    تخفيف المعاناة: السخي يساهم في تخفيف معاناة الفقراء والمحتاجين، ويكون عونًا لهم في وقت الشدة.

صفات السخي:

1.    العطاء بدون منة: السخي يعطي بسخاء دون أن يمنّ على الآخرين أو ينتظر منهم شيئًا في المقابل.

2.    الكرم في كل الأحوال: السخي كريم في السراء والضراء، ولا يتوقف عن العطاء بسبب الظروف الصعبة.

3.    العطاء بسرية: يفضل السخي إعطاء الصدقة والمعونة بشكل سري ليكون أكثر إخلاصًا ولتفادي جرح مشاعر المحتاجين.

4.    حسن التعامل: السخي يتعامل مع الآخرين بلطف واحترام، ويحرص على تقديم المساعدة بطيب نفس.

أمثلة على السخاء في الإسلام:

1.    أبو بكر الصديق رضي الله عنه: أنفق كل ماله في سبيل الله ولم يبقِ لنفسه شيئًا.

2.    عمر بن الخطاب رضي الله عنه: كان يتصدق كثيرًا ويقدم المساعدة للمحتاجين.

3.    عثمان بن عفان رضي الله عنه: جهز جيش العسرة وأنفق ماله بسخاء في سبيل الله.

4.    عبد الرحمن بن عوف رضي الله عنه: كان معروفًا بكرمه وسخائه، وكان ينفق أمواله بسخاء للفقراء والمحتاجين.

قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم:

"السخي قريب من الله، قريب من الناس، قريب من الجنة، بعيد من النار، والبخيل بعيد من الله، بعيد من الناس، بعيد من الجنة، قريب من النار، ولجاهل سخي أحب إلى الله من عابد بخيل" (رواه الترمذي).

السخاء والجود من صفات المؤمنين الذين يسعون لتحقيق رضا الله ومساعدة الآخرين، وهي من الصفات التي تساهم في بناء مجتمع متكافل ومتراحم.

۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ۝١٣٣

Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

 

umat Islam diperintahkan juga untuk berlomba meningkatkan kualitas ketakwaan. Dan bersegeralah kamu dengan saling mendahului untuk mencari ampunan dari Tuhanmu dengan menyadari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan mengerjakan amalan-amalan yang diridai Allah untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yang taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

 

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,

Tafsir

Ayat ini langsung menjelaskan sifat-sifat orang yang bertakwa, yaitu: Pertama: Orang yang selalu menafkahkan hartanya baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan (miskin), sesuai dengan kesanggupannya. Menafkahkan harta itu tidak diharuskan dalam jumlah yang ditentukan sehingga ada kesempatan bagi si miskin untuk memberi nafkah. Bersedekah boleh saja dengan barang atau uang yang sedikit nilainya, karena itulah apa yang dapat diberikan tetap akan memperoleh pahala dari Allah swt.

Diriwayatkan oleh Aisyah Ummul Mukminin bahwa dia bersedekah dengan sebiji anggur, dan di antara sahabat-sahabat Nabi ada yang bersedekah dengan sebiji bawang. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Peliharalah dirimu dari api neraka meskipun dengan menyedekahkan sepotong kurma, dan perkenankalah permintaan seorang peminta walaupun dengan memberikan sepotong kuku hewan yang dibakar." (Riwayat Ahmad dalam Musnad-nya). )

Bagi orang kaya dan berkelapangan tentulah sedekah dan dermanya harus disesuaikan dengan kesanggupan. Sungguh amat janggal bahkan memalukan bila seorang yang berlimpah-limpah kekayaannya hanya memberikan derma dan sedekah sama banyaknya dengan pemberian orang miskin. Ini menunjukkan bahwa kesadaran bernafkah belum tertanam di dalam hatinya. Allah berfirman:

Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan. (ath-thalaq/65:7).

Sifat kikir yang tertanam dalam hati manusia hendaklah diberantas dengan segala macam cara dan usaha, karena sifat ini adalah musuh masyarakat nomor satu. Tak ada satu umat pun yang dapat maju dan hidup berbahagia kalau sifat kikir ini merajalela pada umat itu. Sifat kikir bertentangan dengan perikemanusiaan.

Oleh sebab itu Allah memerintahkan untuk menafkahkan dan menjelaskan bahwa harta yang ditunaikan zakatnya dan didermakan sebagiannya, tidak akan berkurang bahkan akan bertambah. Firman Allah:

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.¦ (al-Baqarah/2:276).

Imam Gazali menjelaskan bahwa memerangi suatu sifat yang buruk haruslah dengan membiasakan diri melawan sifat itu. Jadi kalau orang akan memberantas sifat kikir dalam dirinya hendaklah dia membiasakan berderma dan memberi pertolongan kepada orang lain. Dengan membiasakan diri akan hilanglah sifat kikirnya dengan berangsur-angsur.

Kedua: Orang yang menahan amarahnya. Biasanya orang yang memperturutkan rasa amarahnya tidak dapat mengendalikan akal pikirannya dan ia akan melakukan tindakan-tindakan kejam dan jahat sehingga apabila dia sadar pasti menyesali tindakan yang dilakukannya itu dan dia akan merasa heran mengapa ia bertindak sejauh itu. Oleh karenanya bila seseorang dalam keadaan marah hendaklah ia berusaha sekuat tenaga menahan rasa amarahnya lebih dahulu. Apabila ia telah menguasai dirinya kembali dan amarahnya sudah mulai reda, barulah ia melakukan tindakan yang adil sebagai balasan atas perlakuan orang terhadap dirinya.

Apabila seseorang telah melatih diri seperti itu maka dia tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang melampaui batas, bahkan dia akan menganggap bahwa perlakuan yang tidak adil terhadap dirinya itu mungkin karena khilaf dan tidak disengaja dan ia akan memaafkannya. Allah menjelaskan bahwa menahan amarah itu suatu jalan ke arah takwa. Orang yang benar-benar bertakwa pasti akan dapat menguasai dirinya pada waktu sedang marah.

Siti Aisyah pernah menjadi marah karena tindakan pembantunya, tetapi beliau dapat menguasai diri, karena sifat takwa yang ada padanya. Beliau berkata, "Alangkah baiknya sifat takwa itu, ia bisa menjadi obat bagi segala kemarahan." Nabi Muhammad saw bersabda, "Orang yang kuat itu bukanlah yang dapat membanting lawannya tetapi orang yang benar-benar kuat ialah orang yang dapat menahan amarahnya." Allah berfirman:

... Dan apabila mereka marah segera memberi maaf. (asy-Syura/42:37).

Ketiga: Orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain sedang kita sanggup membalasnya dengan balasan yang setimpal, adalah suatu sifat yang baik yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Mungkin hal ini sulit dipraktekkan karena sudah menjadi kebiasaan bagi manusia membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi bagi manusia yang sudah tinggi akhlak dan kuat imannya serta telah dipenuhi jiwanya dengan ketakwaan, maka memaafkan kesalahan itu mudah saja baginya.

Mungkin membalas kejahatan dengan kejahatan masih dalam rangka keadilan tetapi harus disadari bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan pula tidak dapat membasmi atau melenyapkan kejahatan itu. Mungkin dengan adanya balas membalas itu kejahatan akan meluas dan berkembang.

Bila kejahatan dibalas dengan maaf dan sesudah itu diiringi dengan perbuatan yang baik, maka yang melakukan kejahatan itu akan sadar bahwa dia telah melakukan perbuatan yang sangat buruk dan tidak adil terhadap orang yang bersih hatinya dan suka berbuat baik. Dengan demikian dia tidak akan melakukannya lagi dan tertutuplah pintu kejahatan.

Keempat: Orang yang berbuat baik. Berbuat baik termasuk sifat orang yang bertakwa maka di samping memaafkan kesalahan orang lain hendaklah memaafkan itu diiringi dengan berbuat baik kepada orang yang melakukan kesalahan.

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi, ada seorang jariah (budak perempuan) milik Ali bin Husain menolong tuannya menuangkan air dari kendi untuk mengambil wudu. Kemudian kendi itu jatuh dari tangannya dan pecah berserakan. Lalu Ali bin Husain menatap mukanya seakan-akan dia marah. Budak itu berkata, "Allah berfirman:

... Dan orang-orang yang menahan amarahnya ... (Ali 'Imran/3:134)."

Ali bin Husain menjawab, "Aku telah menahan amarah itu." Kemudian budak itu berkata pula, "Allah berfirman:

¦ Dan memaafkan (kesalahan) orang lain ... (Ali 'Imran/3:134)."

Dijawab oleh Ali bin Husain, "Aku telah memaafkanmu." Akhirnya budak, itu berkata lagi, "Allah berfirman:

¦ Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (Ali 'Imran/3:134)."

Ali bin Husain menjawab, "Pergilah kamu aku telah memerdekakanmu," demi mencapai keridaan Allah.

Demikianlah tindakan salah seorang cucu Nabi Muhammad saw terhadap kesalahan seorang budak karena memang dia orang yang mukmin yang bertakwa, tidak saja dia memaafkan kesalahan budaknya bahkan pemberian maaf itu diiringinya dengan berbuat baik kepadanya dengan memerdekakannya.

العفو عند المقدرة

العفو عند المقدرة هو من أسمى القيم الأخلاقية التي يوصي بها الإسلام، ويعني التجاوز عن الإساءة والقدرة على الانتقام، ولكنه يختار الصفح والتسامح بدلاً من ذلك. العفو عند المقدرة يعكس قوة الشخصية والتحلي بالرحمة واللين، ويعتبر من أخلاق الأنبياء والصالحين.

أهمية وفضل العفو عند المقدرة:

1.    تحقيق رضا الله: الله تعالى يحب العفو ويكافئ من يعفو عن الآخرين. قال الله تعالى:

"والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين" (آل عمران: 134).

2.    التقرب إلى الله: العفو يعزز من تقوى المؤمن ويقربه من الله. قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم:

"ما زاد الله عبدًا بعفو إلا عزًا، وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله" (رواه مسلم).

3.    إصلاح المجتمع: العفو عند المقدرة يساهم في نشر السلام والمحبة بين الناس، ويقلل من النزاعات والخلافات.

4.    الراحة النفسية: العفو يمنح الشخص راحة نفسية ويخلصه من مشاعر الغضب والحقد.

صفات الشخص الذي يعفو عند المقدرة:

1.    الرحمة: يمتلك قلبًا رحيمًا قادرًا على التسامح وتجاوز الأخطاء.

2.    التواضع: لا يعتد بنفسه ولا يشعر بالحاجة للانتقام.

3.    الحكمة: يدرك أن العفو يعزز العلاقات الطيبة ويساهم في بناء مجتمع متماسك.

4.    الصبر: يتحلى بالصبر عند مواجهة الإساءة ويختار الصفح بدلاً من الرد بالمثل.

أمثلة على العفو عند المقدرة في الإسلام:

1.    النبي محمد صلى الله عليه وسلم: عفا عن قريش يوم فتح مكة رغم كل ما فعلوه من أذى واضطهاد. قال لهم: "اذهبوا فأنتم الطلقاء".

2.    يوسف عليه السلام: عفا عن إخوته الذين ظلموه وألقوه في البئر. قال:

"لا تثريب عليكم اليوم يغفر الله لكم وهو أرحم الراحمين" (يوسف: 92).

3.    أبو بكر الصديق رضي الله عنه: عفا عن مسطح بن أثاثة الذي تكلم في حادثة الإفك عن ابنته عائشة رضي الله عنها، رغم شدة الإساءة.

كيفية تطبيق العفو عند المقدرة:

1.    تذكر فضل العفو: استحضار الأجر والثواب الذي وعد به الله تعالى لمن يعفو.

2.    الاستعانة بالله: طلب العون من الله على التغلب على مشاعر الغضب والحقد.

3.    التفكر في النتائج الإيجابية: التفكير في الآثار الإيجابية للعفو على النفس والمجتمع.

4.    الاقتداء بالنماذج الصالحة: الاقتداء بالأنبياء والصالحين الذين كانوا يعفون عند المقدرة.

العفو عند المقدرة يعكس نقاء القلب وسمو النفس، ويساهم في بناء علاقات إنسانية قائمة على التسامح والمحبة.

 

Memaafkan orang yang berbuat salah ketika kita mampu membalas adalah salah satu bentuk akhlak mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ini menunjukkan kekuatan hati, kebesaran jiwa, dan ketaatan kepada Allah. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai konsep ini:

1.  Mengikuti Contoh Rasulullah SAW:

o    Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam memaafkan orang yang berbuat salah. Beliau sering memaafkan musuh-musuhnya meskipun beliau memiliki kekuatan untuk membalas.

2.  Mendapatkan Pahala dan Ridha Allah:

o    Memaafkan orang lain adalah perbuatan yang mendapatkan pahala besar dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." (QS. Asy-Syura: 40).

3.  Mengendalikan Emosi dan Nafsu:

o    Memaafkan orang yang bersalah kepada kita menunjukkan kemampuan mengendalikan emosi dan nafsu, yang merupakan tanda kekuatan iman.

4.  Memperbaiki Hubungan:

o    Dengan memaafkan, kita dapat memperbaiki hubungan yang rusak dan menciptakan kedamaian serta harmoni dalam masyarakat.

5.  Memberikan Kesempatan Kedua:

o    Memaafkan memberikan kesempatan kepada orang yang bersalah untuk berubah dan memperbaiki dirinya.

6.  Menghindari Dendam dan Kebencian:

o    Memaafkan membantu kita menghindari perasaan dendam dan kebencian yang bisa merusak hati dan jiwa kita.

Berikut adalah beberapa hadis yang mendukung pentingnya memaafkan:

  • Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah orang yang kuat itu orang yang bisa mengalahkan orang lain dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Dalam sebuah hadis lain, Rasulullah SAW bersabda: "Allah tidak akan menambah seorang hamba dengan sifat pemaaf kecuali kemuliaan." (HR. Muslim).

Dengan memaafkan orang yang bersalah, kita tidak hanya mengikuti ajaran agama, tetapi juga memperlihatkan ketinggian akhlak dan memperkuat ikatan sosial di antara sesama manusia.

إخراج الزكاة

إخراج الزكاة هو أحد أركان الإسلام الخمسة وواجب على كل مسلم تتوافر فيه شروطها. الزكاة تُعبر عن الطهارة والنماء، وتساهم في تحقيق العدالة الاجتماعية والتكافل بين أفراد المجتمع الإسلامي.

شروط وجوب الزكاة:

1.    البلوغ: يجب أن يكون المزكي بالغًا عاقلًا.

2.    الملكية التامة: يجب أن يمتلك المسلم المال ملكية تامة.

3.    النصاب: يجب أن يبلغ المال النصاب الشرعي (ما يعادل 85 جرامًا من الذهب أو 595 جرامًا من الفضة).

4.    حولان الحول: يجب أن يمر على المال سنة قمرية كاملة.

5.    الفائض عن الحاجات الأساسية: يجب أن يكون المال فاضلًا عن الحاجات الأساسية للمزكي وأسرته.

مصارف الزكاة:

ذكر الله تعالى في القرآن الكريم ثمانية مصارف للزكاة، في قوله:

"إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ" (التوبة: 60).

1.    الفقراء: الذين لا يجدون ما يكفيهم من المال.

2.    المساكين: الذين يجدون بعض ما يكفيهم ولكن ليس كل حاجتهم.

3.    العاملين عليها: الذين يقومون بجمع وتوزيع الزكاة.

4.    المؤلفة قلوبهم: الذين يراد تأليف قلوبهم للإسلام أو تثبيتهم عليه.

5.    في الرقاب: لتحرير العبيد والمملوكين.

6.    الغارمين: الذين عليهم ديون ولا يستطيعون سدادها.

7.    في سبيل الله: للجهاد في سبيل الله ونشر الدعوة الإسلامية.

8.    ابن السبيل: المسافر الذي انقطع به الطريق ولا يستطيع العودة إلى بلده.

فوائد إخراج الزكاة:

1.    التقرب إلى الله: الزكاة تعبير عن الطاعة والامتثال لأوامر الله، وهي وسيلة للتقرب إلى الله.

2.    تطهير المال والنفس: الزكاة تطهر المال من الحرام وتطهر النفس من الشح والبخل.

3.    تحقيق التكافل الاجتماعي: الزكاة تسهم في تخفيف معاناة الفقراء والمحتاجين وتحقق العدالة الاجتماعية.

4.    زيادة البركة: الزكاة تبارك في المال وتزيد من رزق المزكي.

5.    تقليل الفوارق الطبقية: الزكاة تساهم في تقليل الفوارق بين الأغنياء والفقراء وتحقق توازنًا اجتماعيًا.

كيفية حساب الزكاة:

  • النصاب: إذا كان لديك مال بلغ النصاب (85 جرامًا من الذهب أو 595 جرامًا من الفضة) ومضى عليه حول (سنة قمرية)، فيجب عليك إخراج 2.5% من هذا المال.
  • الزروع والثمار: تُخرج الزكاة بنسبة 5% أو 10% من المحصول حسب طريقة السقي (المروي بنسبة 5%، والمطر بنسبة 10%).
  • المواشي: تُحسب زكاة المواشي وفقًا لعددها ونوعها، حيث تُخرج من الأغنام والإبل والبقر بنسبة محددة حسب الشريعة.

إخراج الزكاة من أهم العبادات المالية في الإسلام، وهي تعبير عن التكافل الاجتماعي والعدالة الاقتصادية في المجتمع الإسلامي.

salah satu tanda orang yang murah hati dalam Islam adalah mengeluarkan zakat. Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dipenuhi oleh setiap Muslim yang mampu. Mengeluarkan zakat menunjukkan kebaikan hati dan kesediaan untuk membantu sesama, serta menunjukkan ketaatan kepada Allah. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai zakat dan kemurahan hati:

1.  Kewajiban dan Tanda Ketaatan:

o    Zakat adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah bagi setiap Muslim yang mampu. Dengan mengeluarkan zakat, seseorang menunjukkan ketaatan kepada perintah Allah.

2.  Bantuan kepada yang Membutuhkan:

o    Zakat digunakan untuk membantu mereka yang kurang mampu, seperti fakir miskin, yatim piatu, dan orang-orang yang berada dalam kesulitan. Ini adalah bentuk nyata dari kemurahan hati dan kepedulian sosial.

3.  Pembersihan Harta dan Jiwa:

o    Mengeluarkan zakat membersihkan harta dari ketidakmurnian dan menjadikannya lebih berkah. Ini juga membersihkan jiwa dari sifat kikir dan rakus. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (QS. At-Taubah: 103).

4.  Meningkatkan Persaudaraan dan Solidaritas:

o    Dengan membantu sesama melalui zakat, ikatan persaudaraan dan solidaritas antar sesama Muslim menjadi lebih kuat. Ini menciptakan masyarakat yang saling peduli dan mendukung.

5.  Pahala dan Ridha Allah:

o    Mengeluarkan zakat dengan ikhlas mendatangkan pahala besar dan ridha Allah. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan zakat dengan hati yang ikhlas untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda" (HR. Bukhari dan Muslim).

6.  Contoh dari Para Sahabat dan Salafus Shalih:

o    Para sahabat Nabi dan generasi salafus shalih dikenal sangat dermawan dan rajin mengeluarkan zakat serta sedekah. Mereka adalah contoh teladan dalam kemurahan hati dan ketaatan.

Zakat bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi juga salah satu cara untuk menumbuhkan sifat murah hati dan peduli terhadap orang lain. Orang yang rajin mengeluarkan zakat menunjukkan bahwa ia memiliki hati yang besar, peduli terhadap sesama, dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui amal-amal kebaikan.

حب الصدقات

حب الصدقات هو من سمات الإيمان الحقيقي ويعكس طيبة القلب وسعي المسلم لتحقيق رضا الله. الصدقة تعتبر من أبرز وسائل التراحم والتكافل الاجتماعي في الإسلام، ولها فوائد عديدة على الفرد والمجتمع.

أهمية وحب الصدقات في الإسلام:

1.    رضا الله تعالى: الصدقة تقرب المسلم إلى الله وتعبير عن إخلاصه وطاعته. قال الله تعالى:

"قُلْ لَنْ تُنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ" (آل عمران: 92).

2.    زيادة الأجر: الصدقة تزيد من أجر المسلم وتبارك في رزقه. قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم:

"الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار" (رواه الترمذي).

3.    طهر النفس: الصدقة تطهر النفس من الشح والبخل وتعزز من المحبة والتعاون بين الناس.

4.    تخفيف معاناة الفقراء: الصدقات تساهم في تخفيف معاناة الفقراء والمحتاجين وتحقق العدالة الاجتماعية.

5.    دخول الجنة: الصدقة من الأعمال التي تقرب المسلم من الجنة. قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم:

"في الجنة ثمانية أبواب، منها باب يسمى باب الصدقة" (رواه البخاري).

أنواع الصدقات:

1.    الصدقة الواجبة: مثل الزكاة، وهي ركن من أركان الإسلام وتخرج بنسبة 2.5% من المال البالغ النصاب.

2.    الصدقة التطوعية: مثل التبرعات والهبات التي يقدمها المسلم بنية خالصة لله.

3.    الصدقة الجارية: مثل بناء المساجد، إنشاء المدارس، حفر الآبار، أو أي عمل يعود بالنفع على المجتمع ويستمر أثره.

أمثلة على الصدقات:

1.    تقديم المال: التبرع للفقراء والمحتاجين أو دعم المشاريع الخيرية.

2.    توفير الطعام: توزيع الطعام على الفقراء والمساكين.

3.    العمل الخيري: المساهمة في مشاريع مثل التعليم والصحة وتقديم الرعاية للأطفال اليتامى.

كيفية حب الصدقات وتعزيزه:

1.    النية الصافية: تأكيد النية الصافية لله عند إخراج الصدقات.

2.    الاستمرارية: الحرص على تقديم الصدقات بانتظام، سواء كان ذلك بشكل يومي، أسبوعي، أو شهري.

3.    التخطيط المالي: تخصيص جزء من المال للصدقات كجزء من الميزانية الشخصية.

4.    الاقتداء بالقدوة: التأسي بالأنبياء والصحابة الذين كانوا معروفين بسخائهم وكرمهم.

قال النبي محمد صلى الله عليه وسلم:

"من لا يُؤثِر الناس فليس منا" (رواه البخاري).

حب الصدقات هو تعبير عن الرحمة والعطاء، وهو يعكس تفاني المسلم في مساعدة الآخرين ونشر الخير في المجتمع.

 

Gemar bersedekah memang merupakan tanda orang yang dermawan. Orang yang sering bersedekah menunjukkan kebaikan hati, kepedulian terhadap sesama, dan keikhlasan dalam memberi. Berikut adalah beberapa poin yang menggambarkan betapa pentingnya sedekah sebagai tanda kemurahan hati:

1.  Mengikuti Ajaran Islam:

o    Islam sangat menganjurkan sedekah sebagai salah satu bentuk ibadah dan kebaikan. Sedekah bisa berupa uang, makanan, pakaian, atau bantuan lainnya yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

2.  Menunjukkan Kepedulian Sosial:

o    Orang yang gemar bersedekah peduli terhadap kondisi orang lain dan berusaha membantu meringankan beban mereka. Ini mencerminkan rasa empati dan solidaritas.

3.  Membersihkan Harta:

o    Sedekah membersihkan harta dari sifat kikir dan rakus, serta menjadikannya lebih berkah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (QS. At-Taubah: 103).

4.  Mendapatkan Pahala dan Keberkahan:

o    Sedekah adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah tidak akan mengurangi harta" (HR. Muslim).

5.  Mengikuti Teladan Rasulullah dan Sahabat:

o    Rasulullah SAW dan para sahabatnya dikenal sangat dermawan dan gemar bersedekah. Mereka memberikan contoh terbaik dalam berbagi dan membantu sesama.

6.  Mendekatkan Diri kepada Allah:

o    Bersedekah dengan ikhlas merupakan bentuk ketaatan dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Allah berfirman: "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki" (QS. Al-Baqarah: 261).

7.  Menciptakan Kedamaian dan Kesejahteraan:

o    Sedekah membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat, serta menciptakan rasa damai dan kesejahteraan di antara sesama.

Sedekah bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga bisa berupa memberikan waktu, tenaga, atau bahkan senyuman. Orang yang dermawan tidak hanya memberikan apa yang mereka miliki, tetapi juga memberikan dengan hati yang tulus dan ikhlas.

 

 

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ

dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya

Yakni    semua  sedekah   yang  kamu   keluarkan dari     tangan      kalian,      pahalanya    akan    kalian peroleh,  dan  hal  ini  lebih  baik  daripada  harta  yang    kamu      simpan    buat     dirimu     sendiri    di dunia.

Al- Hafiz            Abu            Ya’la           Al- Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu   Khaisamah,  telah    menceritakan   kepada kami  Jarir, dari Al- A’masy,  dari    Ibrahim  ibnul Haris  ibnu    Suwaid   yang  mengatakan   bahwa Abdullah pernah berkata bahwa Rasulullah telah     bersabda,     ¤Siapakah    di    antara      kamu yang    hartanya    lebih  ia  cintai  daripada  harta  ahli     warisnya?     Mereka     menjawab,    ¤Wahai  Rasulullah,      tiada      seorang      pun        dari      kami melainkan             hartanya              lebih             disukainya   ketimbang harta ahli  warisnya. Rasulullah bersabda, ¤Jelaskanlah alasan kalian! Mereka menjawab,  ¤Kami tidak mengetahui selain  itu, ya         Rasulullah.        Rasulullah         menjawab: Sesungguhnya     harta     seseorang    dari     kamu hanyalah apa  yang dia gunakan dan harta ahli warisnya adalah yang dia simpan.

Ibnu abbas menafsirkan ayat

وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ هُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًا

أى : من الذي تؤخره بعد الموت

Kalau kita bersedekah 10.000 maka itu besar pahalanya dari pada shadaqoh setelah mati.

قال ابن مسعود (رضي الله عنه): "درهم ينفقه أحدهم في صحته، أفضل من مائة يوصي بها عند الموت.:

Satu dirham yang kamu sedekahkan pada saat kamu sehat dan kikir lebih baik dari pada 100 dirham setelah maut.

Dia tidak berani bersedekah saat hidup karena tidak percaya akan janji Allah di akhirat kelak.

Ada 10 manfaat. 5 di dunia 5 di akhirat.

Di dunia

1. تطهير المال

2. تطهير البدن ما الذنوب

3. دفع البلاء و الأمراض

4. إدخال السرور على المسلمين

5. بركة في المال و سعة في الرزق

5 di akhirat

1. ظل من شدة الحر

2. خفة الحساب

3. ثقل الميزان

4. جواز على الصراط

5. درجات فى الجنة

YANG BERJASA ADALAH ORANG YANG MENERIMA SHODAQOH

توفيقي: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

106. CALON PENGHUNI SURGA

95. FADILAH SURAT AL-MULK