85. TANDA ORANG MUNAFIK


 

يَا عَلِيُّ، وَلِلْمُنَافِقِ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ وَلَا تَنْفَعُهُ مَوْعِظَةٌ

“Wahai Ali, bagi orang munafik itu ada tiga tanda, yaitu jika bicara dia bohong, jika berjanji ingkar, dan jika diberi amanat dia berkhianat dan tidak berguna bagi orang munafik nasihat (tidak ada efeknya nasihat bagi orang munafik).” 

Hadits ini menjelaskan tiga tanda utama kemunafikan yang merupakan ciri-ciri seseorang yang secara lahiriah menampilkan keimanan, tetapi secara batiniah memiliki kebencian atau ketidaksetiaan terhadap ajaran Islam. Hadits ini memberikan peringatan kepada kita semua tentang bahaya sifat-sifat ini, yang bisa merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Mari kita bahas setiap tanda secara rinci:

Jika bicara, dia bohong (إِذَا حَدَثَ كَذَبَ):

Salah satu tanda utama dari seorang munafik adalah ketidakjujurannya. Ketika berbicara, dia sering kali berkata bohong. Kebohongan ini menunjukkan ketidakjujuran hati, di mana orang tersebut tidak memiliki komitmen terhadap kebenaran. Kebohongan juga mencerminkan kurangnya rasa takut kepada Allah, karena orang yang takut kepada Allah akan selalu berusaha untuk berbicara dengan jujur, meskipun itu mungkin sulit.

Jika berjanji, dia ingkar (وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ):

Janji adalah sebuah amanah yang harus dipenuhi. Ketika seseorang berjanji, dia harus berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya. Namun, seorang munafik tidak memiliki komitmen terhadap janji-janjinya dan sering kali mengingkarinya. Ingkar janji ini mencerminkan kurangnya integritas dan ketidakpedulian terhadap tanggung jawab moral.

Jika diberi amanat, dia berkhianat (وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ):

Amanat adalah kepercayaan yang diberikan oleh orang lain. Ketika seseorang berkhianat terhadap amanat, itu menunjukkan bahwa dia tidak bisa dipercaya dan tidak memiliki rasa tanggung jawab. Khianat adalah tanda jelas dari kemunafikan, karena seorang yang beriman akan selalu menjaga amanat dengan sebaik-baiknya, sebagai bagian dari kewajiban moral dan agamanya.

Tidak berguna bagi orang munafik nasihat (وَلَا تَنْفَعُهُ مَوْعِظَةٌ):

Sifat lain dari orang munafik adalah ketidakmampuannya untuk menerima nasihat. Nasihat adalah cara untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah, tetapi seorang munafik menolak nasihat atau tidak meresponsnya. Ini karena hatinya telah tertutup dan tidak mau berubah, meskipun diberikan nasihat yang baik dan benar.

Kesimpulan: Hadits ini mengajarkan kita untuk waspada terhadap tanda-tanda kemunafikan dalam diri kita dan orang lain. Sifat-sifat ini bukan hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menunjukkan ketidakmurnian iman. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu jujur, menepati janji, menjaga amanat, dan terbuka terhadap nasihat yang baik. Menghindari sifat-sifat ini adalah bagian dari menjaga kemurnian iman dan integritas diri.

 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ {8} يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ {9} فِي قُلُوبِهِم مَّرَضُُ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذّابٌ أَلِيمُ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ {10} وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفسِدُوا فِي اْلأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ {11} أَلاَ إِنَّهُم هُمُ الْمُفِسِدُونَ وَلَـكِن لاَّ يَشْعُرُونَ {12} وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا كَمَا ءَامَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَاءَامَنَ السُّفَهَاءُ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِن لاَيَعْلَمُونَ {13} وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْإِلىَ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ {14} اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ {15} أُولَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوا الضَّلاَلَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَت تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ {16} مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّآ أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لاَّ يُبْصِرُونَ {17} صُمُّ بُكْمٌ عُمْىُُ فَهُمْ لاَ يَرْجِعُونَ {18}

 

Di antara manusia ada yang mengatakan:"Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. 2:8)

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. 2:10)

Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab:"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". (QS. 2:11)

Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. 2:12)

Apabila dikatakan kepada mereka:"Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman. Mereka menjawab:"Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman". Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (QS. 2:13)

Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:"Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". (QS. 2:14)

Allah akan (membalas) olokan-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (QS. 2:15)

Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS. 2:16)

Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya. Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, mereka tidak dapat melihat. (QS. 2:17)

 

Munafik, atau nifak, terbagi menjadi dua jenis: munafik aqidah dan munafik amali: 

  • Munafik aqidah

Orang yang mengatakan dirinya beriman, tapi sebenarnya mengingkari ajaran Islam, baik sebagian maupun seluruhnya. Orang munafik aqidah menyembunyikan kekafiran di dalam hati, tapi memperlihatkan keimanan dengan lisan dan perbuatannya. 

  • Munafik amali

Orang yang suka melakukan perbuatan tercela atau merugikan orang lain, tapi hatinya tidak membenarkan perbuatan itu. Munafik amali mungkin memperlihatkan perilaku layaknya mukmin sejati dan bersosialisasi tinggi untuk umat Islam. 

Orang munafik juga bisa memiliki ciri-ciri lain, seperti: Bersikap ragu terhadap Islam, Memiliki sifat iri dengki, Mengajak pada kemungkaran, Pendusta, Khianat dan ingkar janji. 

Agar terhindar dari sifat munafik, orang mukmin bisa bersyukur kepada Allah, menepati janji, dan jangan malas beribadah. 

 

Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah

Ketika Rasulullah Saw meninggalkan kota Madinah untuk memimpin perang uhud dengan pasukan yang berjumlah 1000 pasukan untuk menghadapi kaum kafir yang jumlahnya 3000 orang. Tiba tiba diperjalanan sebelum sampai uhud, 300 orang kaum muslimin membelot, kembali ke madinah dan tidak ikut perang uhud. Ini semua karena hasudan dari dedengkot munafik saat itu, yang bernama Abdullah bin Ubay.

Beberapa tahun kemudian, ketika Abdullah bin Ubay wafat. Rasulullah yang mensholati jenazahnya atas perintaan anaknya. Padahal sudah dilarang oleh sayyiduna Umar bin Khattab. Setelah Rasulullah mensholatkan, Rasulullah diperingatkan oleh Allah Swt:

 

84. Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka (kaum munafiqin) dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam Keadaan fasik.

Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah

Di awal surat Al Baqarah,  Allah Swt menjelaskan tentang karakter orang-orang bertakwa hanya dengan 5 ayat, kemudian menjelaskan tentang orang-orang kafir hanya dengan 2 ayat sedangkan ketika menjelaskan karakter orang-orang munafik, Allah menjelaska dengan 13 ayat. Kenapa demikian? Karena Munafiq itu lebih bahaya dari kaum kafirin. Munafiq itu hidup bersama kaum muslimin dan berpakaian seperti kaum muslimin. Maka dari itu dengan mempelajari karakter kaum munafiqin di awal surah al-Baqarah ini, semoga kita semua terhindar dari pada sifat kaum munafiq. Amin ya Robbal Alamin.

Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah

Allah Swt telah menyebutkan sifat dan karakter orang-orang munafik dalam surat al Baqarah ayat 8 s/d ayat 20. Dalam  kesempatan khotbah Jum’at ini khatib ingin menyampaikan karakter-karakter tersebut semoga menjadi pelajaran bagi kita dan agar kita mewasapadainya:

1.Orang munafik senantiasa  mengaku beriman kepada Allah SWT dan juga hari akhir padahal sebenarnya mereka bukanlah orang yang beriman.

ومن النّاس من يقول آمنّا بالله وباليوم الآخر وماهم بمؤمنين

Dengan mulut manis mereka mereka mengumbar kata-kata iman. Saya juga orang beriman, orang Islam. Saya juga belajar disekolah Islam dan lain sebagainya. Tapi hati mereka tidak terpaut dengan keimanan sedikitpun.

2.Orang munafik hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman. Mereka menyangka  dengan kebaikan  yang mereka tampakkan, mereka akan mendapatkan keuntungan dari hal itu. Mereka menyangka Allah tidak mengetahui hal itu padahal Allah dzat yang maha mengetahui segala yang ada di alam semesta ini bahkan semut sekecil apapun dibalik batu di tengah malam yang gelap sekalipun.

يخادعون الله والّذين آمنوا وما يخدعون إلاّ أنفسهم وما يشعرون

3. Mereka senantiasa merasa menjadi orang-orang yang berbuat kemaslahatan padahal sebenarnya merekalah orang yang berbuat kerusakan.

واذا قيل لهم لا تفسدوا في الأرض  قالوا انّما نحن مصلحون

Mereka berbuat kerusakan dengan kekufuran, menghalangi kepada jalan Allah dan kemaksiatan kemaksiatan. Dalam kehidupan saat ini begitu nyata sekali orang-orang yang mengatas namakan kebebasan (HAM) Hak Asasi Manusia, persamaan Gender, gerakan anti terorisme, menjaga NKRI,  justru sebenarnya mereka sendirilah orang-orang yang banyak membuat kerusakan.

4. Mereka memandang hina kepada orang-orang yang beriman.

واذا قيل لهم آمنوا كمآ امن آمن النّاس  قالوا أنؤمن كمآ أمن السّفهآء  الآانّهم هم السّفهاء ولكن لا يعلمون

Artinya : Apabila dikatakan kepada mereka berimanlah kalian sebagai mana manusia beriman, mereka mengatakan: Apakah kami harus beriman sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman. Ingatlah  sesungguhnya merekalah orang-orang bodoh itu hanya saja mereka tidak mengetahuinya. (AlBaqarah: 13)

Kebiasaan orang munafik adalah  keengganan mereka untuk  beriman karena memandang mereka memiliki derajat yang mulia tidak seperti pengikut Rasulullah yang mereka anggap lemah dan miskin. Para munafik tersebut tidak memahami bahwasanya kemulian dan keutamaan disisi Allah bukan bergantung kepada materi saja melainkan kepada  keimanan, ketakwaan dan ketenangan hati, atau barangkali mereka sudah memahami tetapi kesombongan telah menutupi mata hati mereka sehingga tidak bisa melihat kebenaran tersebut.,

5.Mereka menampakkan loyalitas dan simpati mereka orang-orang yang beriman tetapi ketika  berada di belakang mereka seperti sebuah pisau yang dihujamkan ke dada orang-orang yang beriman. Mereka seperti duri dalam daging yang hanya akan memberikan kemudlaratan dan bahaya. Kemunculan orang-orang munafik dalam sejarah Islam senantiasa memberikan racun yang sangat berbahaya. Lihatlah bagaimana Abdullah bin Saba seorang munafik membikin kerusuhan dan kekacauan dikalangan umat Islam saat pemerintahan Ali bin Abi Thalib, sebagaimana  Abdullah bin Ubay menjadi aktor pembuat kekacauan barisan muslimin dalam perang Uhud.

واذا لقواالّذين آمنوا قالوا آمنّا واذا خلوا الى شياطينهم قالوا انّا معكم انّما نحن مستهزؤون

Artinya : Apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan kami beriman, tetapi ketika mereka menyendiri bersama syetan-syetan ( pemimpin pemimpin mereka ) mereka mengatakan sungguh kami bersama kalian, kami hanya memperolok-olok ( QS Al Baqarah : 14)

6.Mereka menjual agama mereka demi mendapatkan kesenangan dunia. Bagaimana mungkin mereka mengharapkan akhirat sementara dalam hati mereka ingkar terhadap hari kebangkitan. Mereka lebih senang menumpuk harta dunia sebanyak-banyaknya meskipun itu harus dibayar dengan menjual  agama.

اولئك الّذين اشتروا الضّلالة بالهدى  فما ربحت تجارتهم وما كانوا مهتدين

Artinya : Mereka  orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, tidaklah perdagangan mereka beruntung dan tidak pula mereka mendapatkan petunjuk ( QS Al Baqarah :16 )

Ma’asyirol Muslimin rohimakumullah

Cukuplah ancaman Allah terhadap orang-orang munafik menjadikan kita takut  terjatuh dalam kubangan kemunafikan yang membinasakan tersebut.

انّ المنافقين في الدّرك الأسفل من النّار ولن تجد لهم نصيرا

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafiq berada di dalam tingkatan neraka yang paling bawah dan engkau tidak akan menemukan seorang penolongpun bagi mereka ( QS An Nisa : 145)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

80 Tanda Orang Dermawan

75 Tanda Orang Berakal