82 Tanda Orang Sabar

يا علي وللصبور ثلاث علامات: الصبر على طاعة الله تعالى والصبر على مصيبته والصبر على قضاء الله.

Orang yang sabar mempunyai tiga tanda: Pertama, sabar ketika taat kepada Allah (melakukan perintah Allah). Kedua, sabar terhadap musibah (cobaan yang diderita). Dan Ketiga, sabar terhadap ketentuan Allah.

 

الصبر على طاعة الله تعالى

Sabar dalam menjalankan ketaatan ibadah kepada Allah

Sabar dalam menjalankan ketaatan ibadah kepada Allah adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Kesabaran ini menunjukkan keimanan yang kuat, komitmen, dan ketekunan dalam menjalankan perintah Allah. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai konsep kesabaran dalam ibadah:

1.  Mengikuti Perintah Allah:

o    Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk bersabar dalam menjalankan ketaatan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu" (QS. Ali Imran: 200).

2.  Meneladani Rasulullah SAW:

o    Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam hal kesabaran dalam ibadah. Beliau menjalankan ibadah dengan penuh ketekunan dan tidak pernah meninggalkan kewajiban-kewajibannya, meskipun menghadapi berbagai rintangan dan tantangan.

3.  Mendapatkan Pahala dan Ridha Allah:

o    Kesabaran dalam menjalankan ibadah mendatangkan pahala besar dan ridha Allah. Allah berfirman: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).

4.  Menguatkan Keimanan:

o    Kesabaran dalam ibadah memperkuat keimanan seseorang. Dengan terus-menerus menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, seorang Muslim memperkuat hubungannya dengan Allah.

5.  Menghindari Kelalaian:

o    Kesabaran membantu seseorang untuk tidak lalai dalam menjalankan ibadah. Ini membantu menjaga konsistensi dan ketekunan dalam beribadah, baik dalam keadaan mudah maupun sulit.

6.  Meningkatkan Kualitas Ibadah:

o    Kesabaran dalam ibadah juga berarti berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah. Ini termasuk menjaga khushu' (kekhusyukan) dalam sholat, ikhlas dalam beramal, dan memahami serta menghayati makna dari setiap ibadah yang dilakukan.

7.  Mendapatkan Ketenangan dan Kebahagiaan:

o    Kesabaran dalam menjalankan ibadah membawa ketenangan dan kebahagiaan batin. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, seorang Muslim merasakan kedamaian yang tidak bisa didapatkan dari hal-hal duniawi.

Beberapa cara untuk meningkatkan kesabaran dalam menjalankan ibadah adalah:

  • Menguatkan Niat: Memperkuat niat ikhlas karena Allah dalam setiap ibadah yang dilakukan.
  • Mengingat Ganjaran: Selalu mengingat pahala dan ganjaran yang dijanjikan Allah bagi orang-orang yang bersabar.
  • Meminta Pertolongan Allah: Berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan ibadah.
  • Membuat Jadwal: Membuat jadwal ibadah harian yang teratur dan berusaha untuk mematuhinya.
  • Bergaul dengan Orang Saleh: Bergaul dengan orang-orang yang saleh dan rajin beribadah untuk saling menguatkan dalam ketaatan.

Kesabaran dalam menjalankan ketaatan kepada Allah adalah kunci untuk meraih kehidupan yang sukses di dunia dan akhirat. Ini adalah tanda keimanan yang kokoh dan komitmen yang tulus kepada Allah SWT.

والصبر على مصيبته

Sabar menghadapi musibah adalah salah satu bentuk kesabaran yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ini menunjukkan keteguhan iman, ketenangan hati, dan penerimaan terhadap takdir Allah. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai konsep sabar dalam menghadapi musibah:

1.  Mengikuti Ajaran Al-Qur'an dan Hadis:

o    Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan musibah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un' (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." (QS. Al-Baqarah: 155-156).

2.  Meneladani Rasulullah SAW dan Para Nabi:

o    Rasulullah SAW dan para nabi lainnya adalah contoh terbaik dalam kesabaran menghadapi musibah. Mereka menghadapi berbagai cobaan dengan ketabahan dan tetap berpegang teguh pada keimanan mereka.

3.  Mendapatkan Pahala dan Ridha Allah:

o    Kesabaran dalam menghadapi musibah mendatangkan pahala besar dan ridha Allah. Allah berfirman: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).

4.  Menguatkan Iman dan Ketakwaan:

o    Musibah adalah ujian dari Allah yang bertujuan untuk menguatkan iman dan ketakwaan. Dengan bersabar, seorang Muslim memperkuat hubungannya dengan Allah dan meningkatkan keimanannya.

5.  Menjaga Ketenangan dan Kesehatan Mental:

o    Kesabaran membantu seseorang untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan mentalnya. Dengan menerima takdir Allah dan tidak larut dalam kesedihan, seseorang dapat menghindari stres dan kecemasan yang berlebihan.

6.  Menghindari Perasaan Putus Asa dan Marah:

o    Sabar menghadapi musibah mencegah seseorang dari perasaan putus asa dan marah terhadap takdir Allah. Ini juga membantu menjaga hubungan yang baik dengan orang lain, meskipun dalam keadaan sulit.

7.  Mengandalkan Pertolongan Allah:

o    Kesabaran mengajarkan seseorang untuk selalu mengandalkan pertolongan Allah dalam setiap keadaan. Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah menjadi cara untuk mendapatkan kekuatan dan ketenangan.

Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kesabaran dalam menghadapi musibah:

  • Menguatkan Keimanan: Selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah dan memiliki hikmah di baliknya.
  • Berzikir dan Berdoa: Berzikir dan berdoa kepada Allah untuk memohon kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi cobaan.
  • Mencari Dukungan: Mencari dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas yang dapat membantu memberikan kekuatan emosional.
  • Mengambil Hikmah: Mencoba mencari dan memahami hikmah di balik musibah yang terjadi. Ini dapat membantu menerima dan menghadapinya dengan lebih baik.
  • Menghindari Keluhan: Berusaha untuk tidak mengeluh dan tetap bersyukur atas segala nikmat yang masih dimiliki.

Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segala perkaranya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim).

Dengan bersabar dalam menghadapi musibah, seorang Muslim menunjukkan keimanan yang kuat dan memperoleh pahala serta ridha Allah. Ini juga membantu menjaga keseimbangan emosional dan kesehatan mental, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama manusia.

والصبر على قضاء الله.

Sabar menghadapi takdir Allah adalah salah satu bentuk kesabaran yang paling tinggi dalam Islam. Ini menunjukkan penerimaan yang tulus terhadap kehendak Allah, keteguhan iman, dan keikhlasan hati. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai konsep sabar dalam menghadapi takdir Allah:

1.  Mengakui Kehendak Allah:

o    Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Katakanlah, 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.'" (QS. At-Taubah: 51).

2.  Meneladani Rasulullah SAW dan Para Nabi:

o    Para nabi dan rasul adalah contoh terbaik dalam menerima takdir Allah dengan sabar. Mereka menghadapi berbagai ujian dan cobaan dengan penuh ketabahan dan keikhlasan.

3.  Mendapatkan Pahala dan Ridha Allah:

o    Kesabaran dalam menghadapi takdir Allah mendatangkan pahala besar dan ridha-Nya. Allah berfirman: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).

4.  Menguatkan Keimanan dan Ketakwaan:

o    Kesabaran dalam menerima takdir Allah membantu menguatkan iman dan ketakwaan. Ini menunjukkan kepercayaan penuh kepada Allah dan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik menurut-Nya.

5.  Menjaga Ketenangan Hati:

o    Kesabaran membantu menjaga ketenangan hati dan pikiran, meskipun menghadapi situasi yang sulit. Ini mencegah perasaan cemas, marah, atau putus asa.

6.  Menghindari Keluhan dan Dendam:

o    Dengan bersabar, seseorang menghindari keluhan dan dendam terhadap takdir yang menimpanya. Ini membantu menjaga hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia.

7.  Mendekatkan Diri kepada Allah:

o    Kesabaran dalam menghadapi takdir adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menerima dan bersabar, seseorang menunjukkan ketaatan dan ketundukan kepada kehendak-Nya.

Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kesabaran dalam menghadapi takdir Allah:

  • Menguatkan Keyakinan: Memperkuat keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi dengan izin Allah dan ada hikmah di balik setiap kejadian.
  • Berzikir dan Berdoa: Selalu berzikir dan berdoa kepada Allah untuk memohon kekuatan dan ketenangan dalam menerima takdir.
  • Merenungkan Hikmah: Mencoba mencari dan memahami hikmah di balik setiap takdir yang terjadi. Ini membantu untuk lebih mudah menerima dan bersabar.
  • Mencari Dukungan: Berbicara dengan orang-orang yang dapat memberikan nasihat dan dukungan, seperti keluarga, teman, atau ulama.
  • Menjaga Positifitas: Berusaha untuk tetap positif dan bersyukur atas segala nikmat yang masih dimiliki, meskipun sedang menghadapi ujian.

Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segala perkaranya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya." (HR. Muslim).

Dengan bersabar menghadapi takdir Allah, seorang Muslim menunjukkan keimanan yang kokoh dan memperoleh pahala serta ridha Allah. Ini juga membantu menjaga keseimbangan emosional dan spiritual, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama manusia.

 

Husnudzon kepada Allah

Husnudzon kepada Allah adalah sikap berprasangka baik kepada Allah dalam segala keadaan. Ini berarti selalu percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik untuk kita, meskipun terkadang kita tidak memahami hikmah di baliknya.

Beberapa contoh penerapan husnudzon kepada Allah antara lain:

1.  Saat Menghadapi Cobaan: Meyakini bahwa cobaan yang diberikan oleh Allah adalah untuk kebaikan kita, baik sebagai ujian untuk meningkatkan keimanan, sebagai bentuk penghapus dosa, atau sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

2.  Dalam Keadaan Sulit: Percaya bahwa Allah tidak akan memberikan beban yang melebihi kemampuan hamba-Nya dan bahwa setiap kesulitan akan diikuti oleh kemudahan.

3.  Terhadap Doa yang Belum Dikabulkan: Meyakini bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan bahwa penundaan atau penolakan doa adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih baik.

Husnudzon kepada Allah adalah bagian dari iman dan menunjukkan kepercayaan yang mendalam kepada kebijaksanaan dan kasih sayang Allah. Sikap ini membantu seseorang untuk tetap sabar, bersyukur, dan optimis dalam menjalani kehidupan.

 

"buah ilmu adalah amal"

Ungkapan "buah ilmu adalah amal" berarti bahwa hasil atau tujuan akhir dari pengetahuan (ilmu) adalah tindakan (amal). Dalam konteks ini, ilmu tidak hanya dimaksudkan untuk diketahui atau dipelajari, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan yang bermanfaat dan sesuai dengan pengetahuan tersebut.

Dalam ajaran Islam, menuntut ilmu sangat dianjurkan, namun ilmu tersebut dianggap sempurna ketika diamalkan. Misalnya, pengetahuan tentang pentingnya kejujuran seharusnya diwujudkan dalam perilaku yang jujur. Dengan demikian, ilmu menjadi lebih bermakna dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan individu dan masyarakat.

 

Di hari jumat ini, marilah kita  memperbanyak Shalawat Kepada Nabi Muhammad , Rasulullah saw bersabda:

في حديث أوس بن أوس عن أبي أمامة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Saat ini kita telah berada di bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Islam setelah bulan Muharram. Makna bulan Safar adalah sunyi, sepi atau kosong. Dalam sejarah, pada bulan safar kebiasaan masyarakat Arab zaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk bepergian.

Bulan Safar sering kali dikaitkan dengan berbagai keyakinan dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat. Salah satu yang populer adanya pemahaman bahwa bulan ini mengandung kesialan.

Terkait dengan kesialan, ketidakberuntungan, bencana dan sejenisnya, Allah menyebutkannya dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 22:

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ   

Artinya, “Tidak ada bencana (apapun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauhulmahfuz) sebelum Allah mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.”  

Ayat ini menerangkan bahwa semua bencana dan malapetaka yang menimpa, seperti gempa bumi, banjir dan bencana yang lain serta bencana yang menimpa manusia, seperti kecelakaan, penyakit dan sebagainya telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Hal ini berarti, tidak ada suatu pun yang terjadi di alam ini yang luput dari pengetahuan Allah dan tidak tertulis di Lauhul Mahfudz.  

Kita umat Islam telah diperintahkan untuk mempercayai enam (6) rukun Iman termasuk di dalamnya adalah iman atau percaya kepada qadha dan qadar. Maka hendaknya kita beriman dan selalu berhusnudzan atau berbaik sangka kepada Allah Swt. Di dalam hadist qudsi, Allah berfirman :

   أنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي فَإِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ الخَيْرُ فَلَا تَظُنُّوا بالله إلَّا خَيْرًا  

Artinya, “Sikap-Ku tergantung bagaimana dugaan hambaku, bila (hamba-Ku) menduga baik atau (berperasangkan baik kepada-Ku) maka akan kuberi kebaikan. Maka, jangan sekali pun ada dugaan yang tak baik kepadaku.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).  

Hadits ini mengajak kepada kita untuk senantiasa berpikir positif atau husnuddzan kepada Allah swt. Husnudzon kepada Allah adalah sikap berprasangka baik kepada Allah dalam segala keadaan. Ini berarti selalu percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik untuk kita, meskipun terkadang kita tidak memahami hikmah di baliknya.

Contohnya. saat kita menghadapi ujian atau musibah, maka kita harus menyakini bahwa itu semua datangnya dari Allah, untuk kebaikan kita, baik sebagai ujian untuk meningkatkan keimanan, atau sebagai bentuk penghapus dosa, atau sebagai cara untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.

Ketika kita dalam keadaan sulit, maka kita harus percaya bahwa Allah tidak akan memberikan beban yang melebihi kemampuan hamba-Nya dan bahwa setiap kesulitan akan diikuti oleh kemudahan.

Dan saat doa-doa kita belum juga dikabulkan Allah Swt, maka kita harus yakin bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan bahwa penundaan atau penolakan doa adalah bagian dari rencana Allah untuk kita menjadi yang lebih baik.

Husnudzon kepada Allah adalah bagian dari iman dan menunjukkan kepercayaan yang mendalam kepada rahmat dan kasih sayang Allah. Sikap ini nantinya akan membantu seseorang untuk tetap sabar, bersyukur, dan optimis dalam menjalani kehidupan.

Maka dibulan Safar ini teruslah melakukan amalan-amalan shaleh sebagaimana hadits Rasulullah bersabda:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى مِنْبَرِهِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى رَبِّكُمْ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا إِلَيْهِ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَهُ وَبَيْنكُمْ بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ وَبِكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ، وَالْعَلَانِيَّةِ، تُؤْجَرُوا، وَتُنْصَرُوا، وَتُرْزَقُوا

Artinya: Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah bersabda saat beliau berada di atas mimbarnya, wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Tuhan kalian sebelum kalian meninggal dunia. Bersegeralah kembali kepada Allah dengan amal-amal saleh, sambunglah hubungan antara Allah dan kalian dengan memperbanyak dzikir dan sedekah baik secara nampak atua tidak nampak, maka kalian nanti akan di beri pahala, akan di tolong dan akan diberi rizki oleh Allah Swt. Amin Ya Robbal Alamin.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

80 Tanda Orang Dermawan

75 Tanda Orang Berakal