73 Alamat Sabar

 Rasulullah saw bersabda:

 

قال:رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: علامات الصبر حسن السريرة عندالله وحسن الخدمة

"Tandanya sabar itu baik I'tiqod/prasangkanya terhadap Alloh swt dan baik dalam mengabdi kepada Alloh swt.

 

الصَّبْرُ ثَلَاثٌ: فَصَبْرٌ عَلَى الْمُصِيبَةِ، وَصَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَصَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ، فَمَنْ صَبَرَ عَلَى الْمُصِيبَةِ حَتَّى يَرُدَّهَا بِحُسْنِ عَزَائِهَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ ثَلَاثَمِائَةِ دَرَجَةٍ بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ، وَمَنْ صَبَرَ عَلَى الطَّاعَةِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ سِتَّمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ تُخُومِ الْأَرْضِ إِلَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ، وَمِنْ صَبَرَ عَنِ الْمَعْصِيَةِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ تِسْعَمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِ إِلَى الدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ تُخُومِ الْأَرْضِ إِلَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ مَرَّتَيْنِ

Artinya: Sabar ada tiga tingkatan. Sabar atas musibah, sabar dalam menjalani ketaatan, dan sabar dari laku kemaksiatan. Siapa saja yang sabar menghadapi musibah, sampai ia mampu merestorasinya sebaik mungkin, Allah akan mengangkat 300 derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sejauh antara langit dan bumi. Dan, yang bersabar dalam menjalani ketaatan, Allah mengangkat 600 derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sejauh antara lapisan-lapisan bumi dan batas (ketinggian) ‘arsy. Sedangkan, bagi yang bersabar dari laku kemaksiatan, Allah mengangkat 900 derajatnya. Di mana, satu dengan lainnya berjarak sekitar dua kali lipat antara lapisan-lapisan bumi dan batas (ketinggian) ‘arsy.

Sabar secara umum diartikan menahan diri. Sabar mengandung keutamaan dalam agama Islam. Sabar atas maksiat mencegah orang dari perbuatan keji. Sabar dalam taat menguatkan orang dalam menjalankan perintah agama. Sabar atas musibah dan malapetaka meneguhkan hati seseorang dalam mengalami kepahitan hidup.

Tanda-tanda bahwa ada keyakinan dalam hati seseorang, setidaknya ada tiga:

      Pertama, tidak menggantungkan harapan kepada makhluk.

      Kedua, tidak mengharap pujian ketika memberi.

      Ketiga, tidak mencaci atau menggerutu ketika ditolak.

 

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ

Husnuzhzhan, atau yang sering kita terjemahkan dengan berbaik sangka, bukanlah hal yang mudah. Sudi atau tidak kita harus akui itu. Wajar saja Al-Qur’an maupun hadist berulang-ulang mengingatkan kita terkait husnuzhzhan ini.

Pemantiknya sederhana, karena husnudzan atau sangka-menyangka itu urusan hati (min af’alil qulub), dan kita tahu sendiri siapa sang pengendali hati sebenarnya, tiada lain kecuali Allah subhanahu wa ta’ala.

Bahkan, untuk mengendalikan lintasan hati sendiri saja kita tidak mampu. Maka dari itu, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita sebuah doa, ya muqallib al-qulub tsabbit qalbi ‘ala dinika, “Wahai sang pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku memeluk agama-Mu”.

 

إِنَّ حُسْنَ الظَّنِّ بِاللهِ مِنْ حُسْنِ الْعِبَادَةِ

Artinya, “Sungguh, berbaik sangka kepada Allah merupakan ibadah terbaik yang dipersembahkan sang hamba kepada Tuhannya.”

 

فَرَبُّنَا خَلَقَنَا لِنَعْبُدَهُ وَالْعِبَادَةُ مَحَبَّةٌ وَتَعْظِيْمٌ وَطَاعَةٌ

Artinya, “Tujuan Tuhan menciptakan kita semua, tiada lain kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Sementara ibadah itu sendiri adalah bentuk cinta, pengagungan, dan ketundukan kita kepada sang pencipta.”

berbaik sangka kepada Allah merupakan bagian dari ibadah, dan ibadah sendiri diartikan sebagai bentuk cinta sang hamba kepada penciptanya. Jelas bukan, bahwa husnuzhzhan billah adalah bukti cinta pada sang luhur. 

Kendatipun sebenarnya, sekadar untuk membuktikan bahwa husnuzhzhan billah sebagai bukti cinta, cukup menggunakan logika akal sehat. Yaitu, bahwa Tuhan yang telah menciptakan kita dengan penuh cinta dan kasih-sayang tidak mungkin membalasnya dengan kebencian.

Lalu, bagaimana mungkin sang pencinta, atas nama cintanya, tega berprasangka buruk terhadap yang ia cintai, menduganya tidak adil, dan mendustai janji? Bukankah Dia mustahil lalim kepada hamba-Nya? Bukankah Dia zat teradil yang pernah ada? Dan, bukankah Dia sang penepat janji terbaik?

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

86 للمرائي

106. CALON PENGHUNI SURGA

95. FADILAH SURAT AL-MULK