74 Tanda Orang Mukmin
يَا عَلِيُّ، لِلْمُؤْمِنِ
ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ بُغْضُ الْمَالِ وَبُغْضُ النِّسَاءِ وَبُغْضُ الْكَلَامِ فِيْ
أَعْرَاضِ النَّاسِ
"Tanda-tanda mukmin
sejati itu ada tiga:
1.Benci harta( tidak
tergila-gila mengumpulkan harta).
2.Benci wanita (tidak
terlalu banyak bergaul/ bersundagurau
dengan
wanita yang bukan mahromnya).
3.Benci membicarakan
kemaluannya orang lain.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ مِنۡ اَزۡوَاجِكُمۡ
وَاَوۡلَادِكُمۡ عَدُوًّا لَّكُمۡ فَاحۡذَرُوۡهُمۡۚ وَاِنۡ تَعۡفُوۡا
وَتَصۡفَحُوۡا وَتَغۡفِرُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ. اِنَّمَاۤ
اَمۡوَالُـكُمۡ وَاَوۡلَادُكُمۡ فِتۡنَةٌ ؕ وَاللّٰهُ عِنۡدَهٗۤ اَجۡرٌ عَظِيۡمٌ
Artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman! Sungguh di antara pasangan-pasanganmu dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh,
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar,” (Surat
At-Taghabun ayat 14-15)
Prof Quraish
Shihab mengutip riwayat Imam at-Tirmidzi menyatakan, menurut Ibnu Abbas ayat
ini diturunkan berkaitan dengan penduduk Makkah yang hendak hijrah ke Madinah
namun dihalangi istri-istri dan anak-anak mereka. Kemudian setelah berhasil
hijrah, mereka mendapati orang-orang yang terlebih dahulu hijrah telah memiliki
ilmu yang memadai tentang Islam sehingga orang-orang yang terlambat berhijrah
pun menyesal dan hendak menghukum istri dan anak-anak mereka.
Riwayat
lainnya menyatakan bahwa ayat ini berkaitan dengan kasus Auf bin Malik
Al-Asyja’iy yang setiap kali hendak berperang, istri-istri dan anak-anaknya
selalu menahannya karena khawatir Auf meninggal di medan perang.
Imam
At-Tirmidzi mengemukakan, tabiat mayoritas laki-laki adalah menyukai perempuan
sehingga seorang laki-laki rela jatuh ke dalam perbuatan haram demi mendapatkan
hati perempuan, bahkan ia juga rela membunuh dan saling bermusuhan karenanya.
Maka tak heran bila Rasulullah SAW menyebutkan bahwa perempuan adalah cobaan
terberat bagi laki-laki.
(Lihat
Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jami’it Tirmidzi).
Fitnah
(ujiaan/cobaan) bagi manusia bisa beragam, bisa saja dari lawan jenis,
pasangan, anak-anak atau bahkan harta.
Laki-laki
sekuat apapun bisa menjadi lemah di hadapan perempuan yang dicintainya.
Sedangkan ujian bagi perempuan mungkin adalah anak-anaknya, hingga ia rela mati
dan berkorban untuk kehidupan mereka.
Pada hadits
ini, lawan bicaranya memang tertuju pada laki-laki sehingga yang disebutkan
adalah perempuan. Karena secara naluri, laki-laki memang memiliki kecenderungan
untuk menyukai perempuan. Sebaliknya, perempuan juga bisa tergoda dengan pesona
lelaki sehingga bisa membuatnya seolah gila dan melalaikan kewajibannya pada
Tuhannya.
Komentar
Posting Komentar